Jakarta (ANTARA News) - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Dispenad) Brigadir Jenderal Rukman Ahmad menjelaskan helikopter Mi-17 milik AD oleng sebelum mendarat di helipad Pos Bulan Desa Long Jelet Kecamatan Punjungan Kabupaten Malinau Kalimantan Utara.

"Pada pukul 09.00 WITA helikopter Mi-17 TNI AD lepas landas dari Tarakan dengan enam kru penerbang dan satu pengawas dari militer dan dua warga sipil selaku pemborong pekerjaan pos pengamanan perbatasan," kata Rukman di Markas TNI AD Jakarta, Sabtu malam.

Dia mengatakan transportasi menuju Pos Bulan hanya dapat dilakukan melalui jalur udara karena ketiadaan jalur darat atau pun jalur air.

"Pada pukul 10.15 WITA helikopter mendarat di Desa Apaoping untuk mengangkut 10 pekerja yang akan membuat pos sehingga total mengangkut 19 orang," katanya.

Pukul 10.25 WITA, helikopter lepas landas dari Desa Apaoping menuju Pos Bulan.

"Pada pukul 10.45 WITA, ketika helikopter melakukan proses pendekatan untuk mendarat sekitar 300 meter dari helipad, helikopter itu oleng dan jatuh di jurang pada pegunungan dengan ketinggian 800 meter dari permukaan laut," katanya.

Rukman mengatakan Mi-17 rusak berat dan terbakar akibat kejadian itu dengan korban meninggal 13 orang dan korban selamat enam orang.

"Keenam korban luka itu saat ini telah berada di Rumah Sakit Angkatan Laut Tarakan," ujar Rukman.

Tiga belas korban meninggal adalah (1) Kapten Cpn Wahyu Ramdan (FE); (2) Kapten Czi Sardi (Denzibag Tarakan); (3) Lettu Cpn Agung Budiarjo; (4) Lettu Cpn Rohmad; (5) Serka Aan Prayitno; (6) Desi; (7) Wahyu; (8) Belong Lenggang; (9) Lingling; (10) Asun; (11) Sam; (12) Ging; dan (13) Rodest.

Sementara enam korban selamat adalah (1) Sertu Joko Karsono; (2) Praka Tigor M.T. Siburian; (3) Mendan; (4) Albert; (5) Fredy; dan (6) Njuk.