Korea Utara klaim tangkap mata-mata Korea Selatan
8 November 2013 08:03 WIB
Seorang tentara Korea Utara melihat ke luar jendela di menara penjaga di tepi Sungai Yalu, sekitar 100 km dari Sinuiju, Korea Utara, berseberangan dengan kota perbatasan China Dandong, Selasa (16/4). Korea Utara kembali mengeluarkan ancaman baru terhadap Korea Selatan Selasa kemarin, bersumpah akan "memukul keras" retaliasi apabila Korea Selatan tidak meminta maaf atas unjuk rasa anti-Korea Utara saat Korea Utara sedang merayakan kelahiran pendiri negara mereka. (REUTERS/Jacky Chen)
Seoul (ANTARA News) - Korea Utara, Kamis, mengklaim menangkap mata-mata Korea Selatan yang menyelinap ke negara dengan tujuan menghasut pembangkangan, sementara Korea Selatan menyebut tuduhan itu tidak masuk akal.
Seorang juru bicara dari Kementerian Utara Keamanan Negara Korea Utara, mengatakan dalam satu pernyataan, para petugas negara komunis itu menangkap anggota National Intelligence Service (NIS) Korea Selatan dan menginterogasi agen rahasia Korea Selatan itu.
Dalam pengumuman Kantor Berita Pusat Korea Utara itu, juru bicara mengatakan orang tak dikenal ditemukan di Pyongyang, ibu kota Korea Utara.
"Pada awalnya dia bersikeras, dia orang China yang berada di Korea Utara; dan kemudian seorang warga negara ketiga. Dalam perkembangan pengusutan, ia mengaku warga Korea selatan yang menerobos ke Pyongyang setelah secara ilegal memasuki Korea Utara dari negara ketiga," kata pejabat dalam pernyataan yang disiarkan dalam bahasa Inggris.
Dia mengatakan, interogasi awal menunjukkan orang yang ditahan itu menyamar bekerja sebagai misionaris di negara tetangga Korea Utara, sebelum memutuskan datang langsung ke negara itu untuk melakukan kontak dan memenangkan dukungan dari unsur-unsur yang tidak jujur di dalam masyarakat.
"Ini sepenuhnya membuktikan sejauh mana kelompok boneka konservatif (di Selatan) telah mencapai pada gerakan-gerakan anti-Korea Utara," kata pejabat itu.
Dia kemudian mengatakan, pasukan keamanan setempat mengintensifkan pertanyaan kepada mata-mata itu, yang nama dan usianya tidak disebutkan.
Pengumuman ini terjadi saat hubungan antar-Korea telah memburuk setelah Korea Utara secara sepihak menunda reuni keluarga bagi orang-orang yang dipisahkan Perang Korea 1950-1953 pada akhir September.
Pyongyang telah meluncurkan serangan verbal hampir setiap hari melawan Korea Selatan dan kepemimpinannya.
Terkait dengan pengumuman tersebut, NIS Korsel membantah mentah-mentah tuduhan Utara.
"Korea Utara membuat klaim yang tak masuk akal dan tidak benar," kata seorang pejabat pada dinas intelijen.
Seorang juru bicara dari Kementerian Utara Keamanan Negara Korea Utara, mengatakan dalam satu pernyataan, para petugas negara komunis itu menangkap anggota National Intelligence Service (NIS) Korea Selatan dan menginterogasi agen rahasia Korea Selatan itu.
Dalam pengumuman Kantor Berita Pusat Korea Utara itu, juru bicara mengatakan orang tak dikenal ditemukan di Pyongyang, ibu kota Korea Utara.
"Pada awalnya dia bersikeras, dia orang China yang berada di Korea Utara; dan kemudian seorang warga negara ketiga. Dalam perkembangan pengusutan, ia mengaku warga Korea selatan yang menerobos ke Pyongyang setelah secara ilegal memasuki Korea Utara dari negara ketiga," kata pejabat dalam pernyataan yang disiarkan dalam bahasa Inggris.
Dia mengatakan, interogasi awal menunjukkan orang yang ditahan itu menyamar bekerja sebagai misionaris di negara tetangga Korea Utara, sebelum memutuskan datang langsung ke negara itu untuk melakukan kontak dan memenangkan dukungan dari unsur-unsur yang tidak jujur di dalam masyarakat.
"Ini sepenuhnya membuktikan sejauh mana kelompok boneka konservatif (di Selatan) telah mencapai pada gerakan-gerakan anti-Korea Utara," kata pejabat itu.
Dia kemudian mengatakan, pasukan keamanan setempat mengintensifkan pertanyaan kepada mata-mata itu, yang nama dan usianya tidak disebutkan.
Pengumuman ini terjadi saat hubungan antar-Korea telah memburuk setelah Korea Utara secara sepihak menunda reuni keluarga bagi orang-orang yang dipisahkan Perang Korea 1950-1953 pada akhir September.
Pyongyang telah meluncurkan serangan verbal hampir setiap hari melawan Korea Selatan dan kepemimpinannya.
Terkait dengan pengumuman tersebut, NIS Korsel membantah mentah-mentah tuduhan Utara.
"Korea Utara membuat klaim yang tak masuk akal dan tidak benar," kata seorang pejabat pada dinas intelijen.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: