Supomo menuturkan, penyaluran dana itu bakal dilakukan melalui dua pola yakni, konvensional sebesar 60 persen serta syariah sebesar 40 persen.
"Dari Rp1,85 triliun itu adalah Rp600 miliar untuk sektor riil, yang Rp1,25 triliun untuk simpan pinjam," ujarnya pula.
Baca juga: LPDB-KUMKM dukung pengembangan koperasi produsen minyak makan merah
Sementara itu soal capaian penyaluran dana hingga kuartal I 2024 diakuinya baru mencapai 27,1 persen. Sementara soal target pada kuartal II 2024 ia belum menyebut secara pasti, karena pada kuartal II terdapat hari libur yang cukup panjang.
Pihaknya juga menyiapkan inovasi untuk mendukung koperasi di sektor riil kian berkembang, salah satunya melalui pendampingan dan pelatihan dan sisi manajerial akuntansi dan operasional.Baca juga: LPDB-KUMKM dukung pengembangan koperasi produsen minyak makan merah
Sementara itu soal capaian penyaluran dana hingga kuartal I 2024 diakuinya baru mencapai 27,1 persen. Sementara soal target pada kuartal II 2024 ia belum menyebut secara pasti, karena pada kuartal II terdapat hari libur yang cukup panjang.
"Jadi butuh pendampingan dalam menerima kontrak, padahal kontrak itu berat sebelah, jangan sampai terjerumus," jelasnya.
Baca juga: Kemenkop UKM dorong koperasi produsen kopi masuk PMO Kopi Nusantara
Baca juga: Kemenkop UKM dorong koperasi produsen kopi masuk PMO Kopi Nusantara
Ke depan, lanjutnya, LPDB KUMKM bakal menggandeng off taker misalnya dari BUMN hingga swasta untuk menghadirkan pasar yang jelas bagi koperasi di sektor riil. Hal ini diharapkan mampu menghadirkan kepastian yang jelas bagi koperasi serta mempermudah mengakses pangsa pasar bagi produk-produk yang dihasilkan.
Selain itu, pihaknya juga memiliki program inkubator agar koperasi naik kelas dan lebih berkembang.