Komite II DPD rapat dengan Mentan bahas pangan jelang Idul Fitri
2 April 2024 18:38 WIB
Wakil Ketua Komite II DPD RI Bustami Zainudin saat membuka rapat kerja bersama Menteri Pertanian (Mentan) RI dan pihak terkait di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (2/4/2024). ANTARA/HO-DPD RI.
Jakarta (ANTARA) - Komite II DPD RI menggelar rapat kerja bersama Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman dan pihak terkait lainnya untuk membahas ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa.
"Kami Komite II DPD RI perlu melakukan pembahasan yang komprehensif untuk mengevaluasi perkembangan harga pangan dengan stakeholders terkait," Wakil Ketua Komite II DPD RI Bustami Zainudin saat membuka rapat sebagaimana siaran pers yang diterima ANTARA.
Komite II DPD RI, kata dia, melihat sejumlah komoditas pangan strategis sudah mengalami kenaikan, bahkan sejak beberapa waktu lalu. Di mana, data panel harga Badan Pangan Nasional menunjukkan harga beras per 1 Maret 2024 melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang disebabkan penurunan produksi beras akibat perubahan iklim dan kenaikan harga pupuk.
Kemudian, lanjut dia, sejumlah komoditas seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng curah terpantau mengalami kenaikan yang signifikan dalam satu bulan terakhir.
Menurut dia, kenaikan harga itu perlu dilihat dari dua sisi, yaitu kenaikan harga sejumlah komoditas menyebabkan kenaikan inflasi dan penurunan daya beli masyarakat dari sisi konsumen, sedangkan kenaikan harga ayam tidak serta merta memberikan manfaat untuk peternak dari sisi produsen.
Baca juga: Komisi IV DPR RI pantau harga pangan jelang Lebaran di Pasar Cibinong
Baca juga: Mendag sebut mayoritas harga pangan cenderung turun jelang Lebaran
"Kenaikan harga bahan pokok ini dapat memberikan dampak negatif jika tidak tertangani dengan baik, bahkan dapat meningkatkan angka kemiskinan menjelang Hari Raya Idul Fitri," ujarnya.
Sementara itu, Mentan Andi Amran menjelaskan beberapa masalah yang menyebabkan produksi pangan turun, di antaranya akibat volume produksi pupuk yang berkurang drastis dari periode tahun sebelumnya dan adanya iklim ekstrim.
Dia pun menyebut ketersediaan 12 pangan pokok periode Januari sampai Desember 2024 secara nasional mencukupi, adapun beberapa komoditas pangan yang berpotensi impor pada tahun 2024 adalah beras, jagung, kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula pasir.
"Kami bergerak cepat melalui rapat terbatas, mencari solusi terbaik, di antaranya alokasi pupuk, optimalisasi lahan, dengan percepatan mekanisasi alat pertanian modern untuk mempercepat proses pertanian, hal ini sudah dianggarkan," kata Andi Amran.
Dia lantas menambahkan bahwa saat ini pemerintah mengambil langkah untuk memaksimalkan lahan pertanian yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi untuk menggenjot produksi pangan.
Selain Mentan RI, turut hadir pula Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Khrisnamukti, Ketua Komite II DPD RI Yorris Raweyai, Wakil Ketua Komite II DPD RI Abdullah Puteh dan Aji Mirni Mawarni.
"Kami Komite II DPD RI perlu melakukan pembahasan yang komprehensif untuk mengevaluasi perkembangan harga pangan dengan stakeholders terkait," Wakil Ketua Komite II DPD RI Bustami Zainudin saat membuka rapat sebagaimana siaran pers yang diterima ANTARA.
Komite II DPD RI, kata dia, melihat sejumlah komoditas pangan strategis sudah mengalami kenaikan, bahkan sejak beberapa waktu lalu. Di mana, data panel harga Badan Pangan Nasional menunjukkan harga beras per 1 Maret 2024 melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang disebabkan penurunan produksi beras akibat perubahan iklim dan kenaikan harga pupuk.
Kemudian, lanjut dia, sejumlah komoditas seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng curah terpantau mengalami kenaikan yang signifikan dalam satu bulan terakhir.
Menurut dia, kenaikan harga itu perlu dilihat dari dua sisi, yaitu kenaikan harga sejumlah komoditas menyebabkan kenaikan inflasi dan penurunan daya beli masyarakat dari sisi konsumen, sedangkan kenaikan harga ayam tidak serta merta memberikan manfaat untuk peternak dari sisi produsen.
Baca juga: Komisi IV DPR RI pantau harga pangan jelang Lebaran di Pasar Cibinong
Baca juga: Mendag sebut mayoritas harga pangan cenderung turun jelang Lebaran
"Kenaikan harga bahan pokok ini dapat memberikan dampak negatif jika tidak tertangani dengan baik, bahkan dapat meningkatkan angka kemiskinan menjelang Hari Raya Idul Fitri," ujarnya.
Sementara itu, Mentan Andi Amran menjelaskan beberapa masalah yang menyebabkan produksi pangan turun, di antaranya akibat volume produksi pupuk yang berkurang drastis dari periode tahun sebelumnya dan adanya iklim ekstrim.
Dia pun menyebut ketersediaan 12 pangan pokok periode Januari sampai Desember 2024 secara nasional mencukupi, adapun beberapa komoditas pangan yang berpotensi impor pada tahun 2024 adalah beras, jagung, kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula pasir.
"Kami bergerak cepat melalui rapat terbatas, mencari solusi terbaik, di antaranya alokasi pupuk, optimalisasi lahan, dengan percepatan mekanisasi alat pertanian modern untuk mempercepat proses pertanian, hal ini sudah dianggarkan," kata Andi Amran.
Dia lantas menambahkan bahwa saat ini pemerintah mengambil langkah untuk memaksimalkan lahan pertanian yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi untuk menggenjot produksi pangan.
Selain Mentan RI, turut hadir pula Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Khrisnamukti, Ketua Komite II DPD RI Yorris Raweyai, Wakil Ketua Komite II DPD RI Abdullah Puteh dan Aji Mirni Mawarni.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024
Tags: