Jakarta (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melakukan panen raya pertanian, peternakan dan perikanan di wilayah Jakarta Timur dengan hasil mencapai 822 ton.

Panen raya di wilayah Jakarta Timur (Jaktim) dipusatkan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Payung Tunas Teratai, Kelurahan/Kecamatan Cipayung, pada Selasa.

Panen raya itu serentak dilakukan di 64 lokasi di Jakarta Timur. "Hari ini, saya datang untuk melihat panen raya yang berada di ruang terbuka hijau seluas 1,2 hektare di Kelurahan Cipayung," katanya.

Hasil panen raya se-Jakarta Timur ini totalnya mencapai 822 ton. Ada tanaman jagung, terung, sawi pagoda, pakcoy, kangkung, sawi hijau, kacang tanah, cabai, singkong, juga ada ikan lele, nilai dan patin serta sapi perah yang menghasilkan susu.

"Hasilnya sangat baik," katanya yang mengapresiasi upaya keras Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar bersama jajarannya menggerakkan pertanian kota atau "urban farming" di tengah keterbatasan lahan.
Baca juga: Jakarta Timur panen 300 kilogram cabai rawita di kolong Tol Becakayu

Sehingga, kata dia, dapat menciptakan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan pangan warga, baik di sektor pertanian, peternakan maupun perikanan. Selain itu menjaga ketahanan pangan di wilayah Jakarta Timur.
"Panen raya ini menjadi contoh bagi wilayah lain di Provinsi DKI Jakarta. Mudah-mudahan akan ada panen raya di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat secara bergiliran panen raya," katanya.

Hal ini menandakan bahwa masyarakat sangat peduli terhadap kemandirian pangan di masing-masing wilayah. "Warga mau berupaya keras untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Heru berbincang melalui konferensi jarak jauh (teleconference( dengan para camat, lurah dan warga dari sejumlah wilayah di Jakarta Timur, seperti Kecamatan Cakung, Ujung Menteng, Duren Sawit, Matraman, Pondok Ranggon serta Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ilmi di Kelurahan Munjul.
Salah satu perbincangan yang sangat menarik perhatian Heru adalah panen raya yang dihasilkan di Ponpes Nurul Ilmi Munjul. Yaitu sawi pagoda sebanyak 92 kilogram dan selada sebanyak 100 kilogram.

Baca juga: Wali Kota Jaktim harap hasil panen raya bantu cegah kasus stunting
Dari hasil penjualan kedua jenis sayuran ini, pondok pesantren (ponpes) tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka. Tidak hanya memberikan pangan bergizi bagi para santri, tetapi juga dapat membangun fasilitas dan rumah ibadah.

"Kemandirian Ponpes Nurul Ilmi Munjul terbentuk dari hasil panen raya. Ini sangat menarik dan saya apresiasi. Mereka bisa mandiri dan mendapatkan penghasilan dari penjualan sayuran yang ditanam sendiri," katanya.

Dia juga berterima kasih kepada Bank Indonesia (BI) yang telah memberikan bimbingan, arahan dan fasilitas kepada ponpes ini sehingga dapat mandiri.
Pemanfaatan lahan yang merupakan aset pemerintah untuk budidaya pertanian, peternakan dan perikanan diharapkan dapat menjadi salah satu upaya mengatasi beberapa masalah di Jakarta.

Baca juga: Pemkot Jaktim dorong warga menggiatkan pertanian kota

"Seperti ketersediaan pangan, penanganan stunting, pelestarian lingkungan, pengamanan aset dan menciptakan lapangan kerja," katanya.
Jika lahan ditata rapi dan menarik, dapat juga berfungsi sebagai sarana edukasi, wisata dan tempat berinteraksi antarwarga sekitar.

"Karena itu saya terus mendorong para lurah untuk memanfaatkan lahan-lahan yang masih kosong di wilayahnya agar lebih produktif dan bermanfaat bagi warganya," kata Heru.

Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar mengatakan, "urban farming" harus terus digalakkan dalam upaya Kota Jakarta dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, mengingat kebutuhan pangan yang terus meningkat, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional.

Baca juga: Balai Penyuluh Pertanian Ujung Menteng panen raya 90 kilogram sayur
Dengan adanya kemandirian dalam ketahanan pangan, maka warga Jakarta tetap dapat terpenuhi kebutuhannya meskipun ada kendala di daerah sentra produksi.

"Ketahanan pangan akan terus dilakukan oleh Pemprov DKI, tak terkecuali di Jakarta Timur yang melakukan pemanfaatan lahan untuk pertanian, peternakan dan perikanan secara terpadu," katanya.

Jakarta Timur memiliki wilayah yang luas sehingga berpotensi melakukan pengembangan "urban farming" dari hulu sampai ke hilir.

"Antusiasme warga terhadap 'urban farming' sangat besar, terbukti dari hasil panen raya hari ini yang mencapai 822 ton," katanya.