BPS: tren pelemahan ekspor Jakarta berlanjut hingga Februari 2024
2 April 2024 13:22 WIB
Tangkap layar Plt. Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi dalam siaran yang ditayangkan melalui akun YouTube BPS DKI Jakarta, Selasa (2/4/2024). ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat tren pelemahan ekspor masih berlanjut berdasarkan turunnya nilai ekspor sepanjang Februari 2024 sebesar 7,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Kinerja ekspor Jakarta pada Februari 2024 belum mengalami perbaikan. Ekspor Jakarta kembali melemah dengan nilai sebesar 772,91 juta dolar AS atau turun sebesar 7,22 persen secara 'month to month'," kata Plt. Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi dalam siaran yang ditayangkan melalui akun YouTube BPS DKI Jakarta, Selasa.
Dwi merinci total nilai ekspor Jakarta pada Februari 2024 sebesar 772,91 juta dolar AS, atau menurun 7,22 persen dibandingkan kinerja Januari 2024 sebesar 833,09 juta dolar AS.
Turunnya nilai ekspor secara bulanan didorong oleh penurunan ekspor, baik sektor migas maupun nonmigas. Ekspor migas pada Februari 2024 menurun signifikan sebesar 69,07 persen, sedangkan ekspor nonmigas turun 6,5 persen.
Baca juga: Inflasi Jakarta capai 0,37 persen pada Maret 2024 dipicu harga beras
Berdasarkan rilis BPS DKI Jakarta, nilai ekspor Jakarta secara bulanan terus menurun, yakni dari November 2023 sebesar 996,46 juta dolar AS (turun 0,69 persen); kemudian Desember 2023 sebesar 931,62 juta dolar AS (turun 6,51 persen), dan Januari 2024 sebesar 833,09 juta dolar AS (turun 8,89 persen).
Adapun jika dilihat secara tahunan, kinerja nilai ekspor juga menurun sebesar 16,10 persen dibandingkan Februari 2023 sebesar 921,19 juta dolar AS.
Secara tahunan dibandingkan pada Februari 2023, ekspor migas turun sebesar 132,31 persen, sedangkan ekspor nonmigas turun 16,3 persen.
"Ekspor nonmigas yang memiliki 'share' tertinggi terhadap ekspor Jakarta turun sebesar 16,3 persen. Akibatnya, kinerja ekspor 'year on year' juga melemah," kata Dwi.
Berdasarkan sektornya, industri pengolahan merupakan sektor yang memiliki nilai dan proporsi tertinggi terhadap ekspor Jakarta.
Pada Februari 2024, nilai ekspor industri pengolahan mencapai 771,01 juta dolar AS atau turun 7,37 persen dibandingkan Januari 2024.
Sementara itu, sektor pertanian menjadi sektor yang memiliki kinerja ekspor meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan, yakni masing-masing 7,03 persen dan 38,5 persen.
China masih menjadi negara tujuan utama ekspor Jakarta dengan nilai 127,53 juta dolar AS, disusul Amerika Serikat sebesar 79,2 juta dolar AS dan Filipina sebesar 77,61 juta dolar AS.
Baca juga: BPS catat nilai konsumsi rumah tangga DKI Jakarta tertinggi pada 2022
"Kinerja ekspor Jakarta pada Februari 2024 belum mengalami perbaikan. Ekspor Jakarta kembali melemah dengan nilai sebesar 772,91 juta dolar AS atau turun sebesar 7,22 persen secara 'month to month'," kata Plt. Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi dalam siaran yang ditayangkan melalui akun YouTube BPS DKI Jakarta, Selasa.
Dwi merinci total nilai ekspor Jakarta pada Februari 2024 sebesar 772,91 juta dolar AS, atau menurun 7,22 persen dibandingkan kinerja Januari 2024 sebesar 833,09 juta dolar AS.
Turunnya nilai ekspor secara bulanan didorong oleh penurunan ekspor, baik sektor migas maupun nonmigas. Ekspor migas pada Februari 2024 menurun signifikan sebesar 69,07 persen, sedangkan ekspor nonmigas turun 6,5 persen.
Baca juga: Inflasi Jakarta capai 0,37 persen pada Maret 2024 dipicu harga beras
Berdasarkan rilis BPS DKI Jakarta, nilai ekspor Jakarta secara bulanan terus menurun, yakni dari November 2023 sebesar 996,46 juta dolar AS (turun 0,69 persen); kemudian Desember 2023 sebesar 931,62 juta dolar AS (turun 6,51 persen), dan Januari 2024 sebesar 833,09 juta dolar AS (turun 8,89 persen).
Adapun jika dilihat secara tahunan, kinerja nilai ekspor juga menurun sebesar 16,10 persen dibandingkan Februari 2023 sebesar 921,19 juta dolar AS.
Secara tahunan dibandingkan pada Februari 2023, ekspor migas turun sebesar 132,31 persen, sedangkan ekspor nonmigas turun 16,3 persen.
"Ekspor nonmigas yang memiliki 'share' tertinggi terhadap ekspor Jakarta turun sebesar 16,3 persen. Akibatnya, kinerja ekspor 'year on year' juga melemah," kata Dwi.
Berdasarkan sektornya, industri pengolahan merupakan sektor yang memiliki nilai dan proporsi tertinggi terhadap ekspor Jakarta.
Pada Februari 2024, nilai ekspor industri pengolahan mencapai 771,01 juta dolar AS atau turun 7,37 persen dibandingkan Januari 2024.
Sementara itu, sektor pertanian menjadi sektor yang memiliki kinerja ekspor meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan, yakni masing-masing 7,03 persen dan 38,5 persen.
China masih menjadi negara tujuan utama ekspor Jakarta dengan nilai 127,53 juta dolar AS, disusul Amerika Serikat sebesar 79,2 juta dolar AS dan Filipina sebesar 77,61 juta dolar AS.
Baca juga: BPS catat nilai konsumsi rumah tangga DKI Jakarta tertinggi pada 2022
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024
Tags: