Bandarlampung (ANTARA) - KBRI Moskow dan ASEAN Center Moscow State Institute of International Relations University (MGIMO) menggelar acara “Day of Indonesia in MGIMO” (DOIIM) bertema “Indonesia’s Role as a Leader in The Turbulent World.”

Siaran pers KBRI Moskow yang diterima di Bandarlampung, Selasa, menyebutkan kegiatan pada Rabu (27/3) lalu itu dihadiri 100 peserta dari kalangan mahasiswa, staf KBRI Moskow dan MGIMO, serta Indonesianis. Acara DOIIM dibagi dalam sesi akademis dan sesi budaya.

Sesi akademis DOIIM diawali dengan mengheningkan cipta atas aksi terorisme di Crocus City Hall Moskow yang menewaskan 137 orang dan lebih 150 luka.

Usai sambutan pembuka oleh Wakil Rektor MGIMO Andrey Bayko selaku tuan rumah, Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Antonio Morato Tavares menyampaikan terima kasih atas penyelenggaraan kegiatan serta memberi paparan singkat mengenai latar belakang politik luar negeri dan kepemimpinan RI di kawasan.

Rowing between two reefs atau mendayung antara dua karang yang dicetuskan Muhammad Hatta pada 2 September 1948 menjadi landasan politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia. Landasan tersebut hingga kini masih relevan dalam menjaga kedaulatan Indonesia di tengah situasi geopolitik dunia saat ini,” ujar Dubes Tavares.

Baca juga: Azan langgam Jawa menggema pada Tenda Ramadhan di Moskow

Sambutan pembuka juga diberikan Wakil Direktur Asia-3 Kemlu Rusia Sergey Tolchenov dan DCM Kedubes Rusia di Jakarta Veronika Novoseltseva.

Sebelumnya Dr Muhadi Sugiono, pengajar Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diundang ASEAN Centre memberikan kuliah umum terkait pandangannya mengenai sejarah kepemimpinan Indonesia di Gerakan Non Blok (GNB) dan peran kepemimpinan Indonesia dalam konteks transformasi global dewasa ini.

Sesi akademis DOIIM dilanjutkan dengan diskusi secara hibrid, dengan narassumber Dewi Fortuna Anwar dari BRIN, Victor Sumsky dan Nikita Kuklin dari ASEAN Center, Yose Rizal Damuri Direktur Eksekutif CSIS Indonesia, Muhadi Sugiono dan Lukman Nul Hakim dari UGM, dan moderator Ekaterina Koldunova.

Para pembicara bertukar pikiran mengenai perkembangan terbaru hubungan internasional maupun kerja sama Indonesia - Rusia, dampak pemilihan presiden terhadap kebijakan dan politik luar negeri Indonesia, pendekatan Rusia dan Indonesia terhadap ASEAN, dan berbagai isu pembangunan regional dan transformasi global lainnya.

Baca juga: KBRI Moskow gelar wayang kulit lakon "Sang Tetuka"
Pertunjukkan tari asal Indonesia oleh penari warga Rusia (ANTARA/HO-KBRI Moskow)


Pada sesi budaya DOIIM menampilkan tarian Pendet (Bali), Bajidor Kahot (Jawa Barat), Merak (Jawa Barat), dan Piring (Sumatera Barat) oleh warga Rusia dan Indonesia, anggota sanggar tari Kirana Nusantara Dance binaan KBRI Moskow, serta pementasan drama “Legenda Sangkuriang” berbahasa Indonesia (dengan terjemahan Rusia) oleh mahasiswa Rusia kelas studi Indonesia di MGIMO.

“Tarian Indonesia tadi bagus sekali dan saya tertarik bergabung ke grup tari KBRI. Nanti sambil menari, saya bisa juga memperlancar Bahasa Indonesia saya,” ” ujar Irina, mahasiswi kelas Bahasa Indonesia MGIMO.

MGIMO adalah kampus terkemuka yang banyak mencetak diplomat top Rusia dan negara CIS, seperti Presiden Azerbaijan, Presiden Kazakhstan, Menlu Rusia Sergey Lavrov, dan Jubir kemlu Rusia Maria Zakharova.

Sejak tahun 2022 MGIMO memberi beasiswa bagi lima mahasiswa Indonesia program master. Menurut QS World University ranking by subject tahun 2021, dari 1453 kampus dari 157 negara di dunia, MGIMO menempati peringkat ke-1 Rusia dan ke-41 dunia dalam “Politics and International Relations”; peringkat ke-151 untuk “Modern languages”; peringkat ke-201 untuk “Social Science and Management.”

Di Rusia terdapat 170 universitas yang masuk QS World of Ranking, dengan berbagai peringkatnya.

Baca juga: Alunan gamelan menggema di Eurasian Music Festival 2023 Kota Moskow