"Banyak orang Indonesia menjadi warga negara Amerika Serikat dan Australia namun hati dan jiwanya masih cinta Indonesia," kata dia, saat berkunjung ke kantor LKBN Antara, di Jakarta, Rabu.
Misalnya, kata diplomat karir Indonesia itu, dwi kewarganegaraan itu diterapkan kepada mereka yang bisa memasukan modal, teknologi atau yang lainnya.
Menurut ahli hubungan internasional dan politik itu, masalah SDM potensial menjadi warganegara lain bukan hanya dihadapi Indonesia namun juga negara lain, di antaranya Amerika Serikat.