Tel Aviv (ANTARA) - Sekitar 100.000 pengunjuk rasa berkumpul pada Minggu (31/3) malam di Yerusalem dekat gedung parlemen untuk menuntut diberlakukannya pemilihan umum lebih awal di Israel dan dilakukannya kesepakatan segera guna membebaskan sandera di Jalur Gaza.
Unjuk rasa ini menjadi yang terbesar di Yerusalem sejak awal konflik antara Hamas dan Israel pada Oktober lalu, menurut laporan portal berita Ynet pada Minggu.
Surat kabar Jerusalem Post melaporkan bahwa para pengunjuk rasa mengajukan tiga tuntutan utama – pemilu dini sebelum peringatan serangan Hamas terhadap Israel, kesepakatan mengenai sandera dan diakhirinya reses parlemen yang diumumkan baru-baru ini.
Para pengunjuk rasa mengatakan parlemen harus terus berfungsi sampai para sandera dibebaskan dan ribuan warga Israel yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik kembali ke rumah mereka, tambah laporan itu.
Para pengunjuk rasa memblokir jalan dan bentrok dengan polisi, lapor surat kabar itu.
Sebelumnya pada Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pemilihan umum dini di Israel akan melumpuhkan negaranya dan bakal membekukan proses negosiasi untuk pembebasan sandera.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Ribuan warga Israel tuntut pembubaran pemerintah dan pemilu segera
Baca juga: Oposisi Israel serukan pemilu baru di tengah serangan militer ke Gaza
Baca juga: Apakah karier politik PM Israel Netanyahu akan segera berakhir?
Sebanyak 100.000 warga berunjuk rasa tuntut pemilu dini di Israel
1 April 2024 13:59 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. ANTARA/Anadolu
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: