Jakarta (ANTARA) - Suasana di perkampungan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada pagi itu cukup ramai. Sejumlah warga mengantre untuk menunggu giliran dipanggil oleh panitia.

Mereka berada di sisi kanan dan kiri lokasi bazar gratis kebutuhan pokok dan pakaian bekas layak. Meskipun hanya dihalangi seutas tali rafia, mereka tetap tertib menunggu giliran.

Melalui pengeras suara, seorang panitia mulai memanggil satu persatu warga yang sudah mengantre dengan memegang kupon di tangan.

Warga yang mengantre kemudian masuk ke lokasi yang di dalamnya sudah tergantung berbagai kebutuhan pokok, seperti telur, daging, tahu, sayur-sayuran, bumbu dapur, dan juga ayam potong.

Bukan hanya itu, di lokasi yang berada di jalan perkampungan tersebut juga tergantung puluhan potong pakaian bekas layak pakai, mulai dari kaos, celana, baju koko, kemeja, dan ada pula pakaian anak-anak.

Semua itu dipersiapkan untuk dibagikan kepada warga yang mau dan membutuhkan tanpa memandang dari mana mereka berasal.

Warga yang mengikuti kegiatan tersebut selanjutnya dipersilakan mengambil tiga macam kebutuhan pokok, berupa satu lauk-pauk, seperti daging, telur, dan tahu, sayuran, serta bumbu masak.

Hal yang sama juga berlaku untuk pakaian, di mana setiap orang hanya diperkenankan mengambil tiga potong yang kiranya diperlukan.

“Ini sangat membantu saya yang sudah tidak lagi bekerja,” kata Sujiyo (78 tahun), pria sepuh yang mengikuti kegiatan bazar kebutuhan pokok dan pakaian gratis ketika berbincang dengan ANTARA.

Ia tidak sendiri, namun bersama seratusan orang yang didominasi kaum perempuan untuk mengantre mendapatkan kebutuhan pokok gratis dan pakaian bekas layak pakai.

Pada kesempatan itu Sujiyo mengantre cukup lama, bahkan ia harus menunggu gelombang kedua, karena kupon yang disediakan panitia habis dibagikan kepada warga yang datang lebih awal.


Berbagi

Bazar gratis tersebut merupakan bentuk kepedulian warga terhadap sesama, terutama warga yang berada di RT 02 RW 04 Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Warga memilih pakaian pada acara bazar kebutuhan pokok gratis di kawasan Jati Padang, Sabtu (30/3/2024). ANTARA/Khaerul Izan

Warga di wilayah itu kompak untuk berdonasi berupa materi, akan tetapi tidak dipatok besarannya, karena diniatkan untuk berbagi pada setiap pertengahan bulan Ramadhan.

Mereka percaya dengan keistimewaan bulan penuh berkah, menurut pandangan umat Islam di seluruh pelosok Bumi.

Kegiatan bazar kebutuhan pokok dan pakaian gratis tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2018 dan tahun ini sudah yang ketujuh kali digelar secara berturut-turut.

Pada awal mulanya kegiatan berbagi tidak teratur seperti sekarang ini, karena warga tidak diberikan nomor antrean, sehingga mereka berebut untuk mendapatkan kebutuhan pokok gratis tersebut.

Setelah berjalan beberapa tahuni, panitia mengubah cara pembagiannya dengan memberikan kupon kepada warga agar bisa tertib ketika mengambil kebutuhan pokok dan pakaian.

Ketua Panitia yang juga Ketua RT/RW 002/004 Kelurahan Jati Padang Edi Suhendi mengatakan bahwa bazar digelar selama tiga hari, mulai dari Jumat sampai dengan Minggu, dan bertepatan setiap pertengahan Bulan Ramadhan.

Bazar gratis tersebut ditujukan kepada semua masyarakat yang berkenan mengikuti, baik dari wilayah Jati Padang maupun orang yang sedang lewat di daerah itu.

“Ide dari warga dan donasi dari warga, yang mengambil boleh siapa saja yang berkenan,” kata Edi, ketika berbincang setelah acara usai.

Apa yang dilakukan warga Jati Padang seyogyanya dapat dicontoh oleh semua kalangan, karena pada hakikatnya orang yang sudah mampu mempunyai kewajiban sosial untuk membantu sesama, terutama pada bulan penuh berkah seperti saat ini.


Langkah pemerintah

Pada dasarnya pemerintah juga rutin menggelar berbagai bantuan kepada masyarakat, baik melalui bantuan sosial terjadwal maupun pada bulan-bulan tertentu, seperti saat Ramadhan.

Harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri biasanya melambung, karena permintaan juga meningkat, sedangkan suplai tidak bisa mengimbanginya.
Sejumlah warga mengambil bahan makanan dalam acara bazar kebutuhan pokok gratis di kawasan Jati Padang, Sabtu (30/3/2024). ANTARA/Khaerul Izan
Untuk itu, pemerintah di berbagai tingkatan sudah mengantisipasi dengan mengadakan bazar murah, operasi pasar, dan lain sebagainya yang memang dapat membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok sesuai kemampuan mereka.

Seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dengan berinovasi dan perbaikan dalam program sembako murah di Jakarta, mulai dari menambah lokasi, variasi produk dan mitra demi keamanan kondisi pangan pada Bulan Ramadhan.

Inovasi Pemprov DKI Jakarta adalah dengan pemanfaatan aset-aset yang ada sebagai lokasi distribusi pangan, sehingga mudah dijangkau masyarakat dan dikondisikan dengan baik untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat.

Bahkan untuk memastikan warga mendapatkan kebutuhan pokok murah pada pertengahan Ramadhan 1445 Hijriah, Pemprov DKI Jakarta terus melanjutkan program sembako murah.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan ada penambahan jenis pangan yang tersedia, baik dalam bentuk paket maupun eceran. Setelah itu, pemprov mengadakan perluasan mitra pendukung, sehingga paket sembako yang tersedia semakin bertambah.

Pelaksanaan program sembako murah, juga didukung Perumda Pasar Jaya dan Perumda Dharma Jaya dengan menyediakan bahan pangan dalam bentuk eceran dengan harga di bawah pasar.

Pangan yang tersedia dalam bentuk eceran adalah pangan asal hewan, seperti telur ayam, daging ayam, daging sapi, daging slice cumi, ikan dori, dan lain-lain.

Pemerintah menyatakan kondisi harga pangan di Jakarta memang terpantau tengah mengalami kenaikan di beberapa komoditas, seperti beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.

Namun, kenaikan harga tersebut dinilai masih dalam kondisi wajar, mengingat menjelang Hari Raya Idul Fitri kerap terjadi kenaikan permintaan di pasar.

Kenaikan kebutuhan pokok pada bulan Ramadhan memang menjadi beban tersendiri bagi warga kurang mampu, sehingga ketika ada bazar murah atau gratis antusias masyarakat pasti tinggi.

Kondisi tersebut membuka peluang bagi orang-orang yang mempunyai harta berlebih untuk berbagi kepada sesama yang memerlukan pemenuhan kebutuhan saat puasa dan menjelang Lebaran.