Kemenkes: Kasus DBD meningkat hingga tiga kali lipat Januari-Maret Maret
31 Maret 2024 22:20 WIB
Arsip foto - Petugas melakukan pengasapan (fogging) di permukiman warga di kawasan Puri Mutiara Raya, Cilandak Barat, Jakarta, Selasa (22/2/2022). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/aa.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi laju kasus Dengue di Indonesia hingga Maret 2024 meningkat hampir tiga kali lipat dari jumlah kasus pada periode yang sama 2023.
"Update minggu ke-12 tahun 2024 jumlah kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi dikonfirmasi di Jakarta, Ahad.
Pada bulan Maret ini, lanjutnya, terdapat penambahan jumlah kasus berkisar 4.809 lebih kasus dari laporan yang muncul sepekan sebelumnya. Sementara itu laporan laju kasus pada Maret 2023 mencapai 17.434 kasus dengan jumlah kematian 144 jiwa.
Secara terpisah Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyebut tren peningkatan kasus Dengue saat ini perlu disikapi dengan upaya mitigasi dari berbagai pihak terkait.
Baca juga: Kemenkes sebut kasus dengue meningkat dua kali lipat
"Sebenarnya kenaikan kasus Dengue telah terjadi sejak November 2023 di beberapa wilayah. Tapi sepertinya kita tidak serius mengendalikannya, sehingga wilayahnya bertambah luas dan kasus terus meningkat," katanya.
Meski tren kasus Dengue akan selesai dengan sendirinya ketika siklus reproduksi nyamuk Aedes aegypti kembali normal, kata Masdalina, bukan berarti situasi yang kini terjadi dibiarkan terjadi sehingga memicu jumlah korban yang tidak sedikit.
"Indikator utama pengendalian wabah itu adalah kasus tidak meningkat dan tidak meluas. Jika kasus dan kematian terus bertambah, itu artinya kita gagal melakukan pengendalian dengan korban tidak sedikit," ujarnya.
Masdalina juga meminta pemerintah daerah (pemda) menaruh fokus pada kejadian Dengue pada masing-masing wilayah, meski di tengah kesibukan mempersiapkan Pilkada.
Baca juga: Kasus DBD di Karawang meningkat, capai lebih dari 400 kasus
"Jangan sampai masyarakat yang menanggung akibatnya, karena kesalahan kolektif dari kemampuan mendeteksi dini sampai dengan respons terhadap kejadian ini," katanya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai menghadiri buka puasa bersama di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/3), mengatakan pihaknya telah memfasilitasi permintaan larvasida hingga insektisida untuk kebutuhan penanggulangan dengue yang kini mengalami tren peningkatan.
"Kami sudah siapkan larvasida untuk mematikan jentik-jentik, kami siapkan insektisida kalau mau di-fogging," katanya.
Dalam kesempatan itu Menkes Budi mengingatkan masyarakat untuk melengkapi penanggulangan Dengue dengan metode pemberantasan sarang nyamuk, minimal dengan menguras genangan air.
Selain itu hal terpenting saat mendapati ada warga yang bergejala untuk segera melakukan rapid test atau dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Baca juga: Kemenkes: Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di Kota Bandung diperluas
"Update minggu ke-12 tahun 2024 jumlah kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi dikonfirmasi di Jakarta, Ahad.
Pada bulan Maret ini, lanjutnya, terdapat penambahan jumlah kasus berkisar 4.809 lebih kasus dari laporan yang muncul sepekan sebelumnya. Sementara itu laporan laju kasus pada Maret 2023 mencapai 17.434 kasus dengan jumlah kematian 144 jiwa.
Secara terpisah Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyebut tren peningkatan kasus Dengue saat ini perlu disikapi dengan upaya mitigasi dari berbagai pihak terkait.
Baca juga: Kemenkes sebut kasus dengue meningkat dua kali lipat
"Sebenarnya kenaikan kasus Dengue telah terjadi sejak November 2023 di beberapa wilayah. Tapi sepertinya kita tidak serius mengendalikannya, sehingga wilayahnya bertambah luas dan kasus terus meningkat," katanya.
Meski tren kasus Dengue akan selesai dengan sendirinya ketika siklus reproduksi nyamuk Aedes aegypti kembali normal, kata Masdalina, bukan berarti situasi yang kini terjadi dibiarkan terjadi sehingga memicu jumlah korban yang tidak sedikit.
"Indikator utama pengendalian wabah itu adalah kasus tidak meningkat dan tidak meluas. Jika kasus dan kematian terus bertambah, itu artinya kita gagal melakukan pengendalian dengan korban tidak sedikit," ujarnya.
Masdalina juga meminta pemerintah daerah (pemda) menaruh fokus pada kejadian Dengue pada masing-masing wilayah, meski di tengah kesibukan mempersiapkan Pilkada.
Baca juga: Kasus DBD di Karawang meningkat, capai lebih dari 400 kasus
"Jangan sampai masyarakat yang menanggung akibatnya, karena kesalahan kolektif dari kemampuan mendeteksi dini sampai dengan respons terhadap kejadian ini," katanya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai menghadiri buka puasa bersama di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/3), mengatakan pihaknya telah memfasilitasi permintaan larvasida hingga insektisida untuk kebutuhan penanggulangan dengue yang kini mengalami tren peningkatan.
"Kami sudah siapkan larvasida untuk mematikan jentik-jentik, kami siapkan insektisida kalau mau di-fogging," katanya.
Dalam kesempatan itu Menkes Budi mengingatkan masyarakat untuk melengkapi penanggulangan Dengue dengan metode pemberantasan sarang nyamuk, minimal dengan menguras genangan air.
Selain itu hal terpenting saat mendapati ada warga yang bergejala untuk segera melakukan rapid test atau dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Baca juga: Kemenkes: Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di Kota Bandung diperluas
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: