Karawang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyebutkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) cukup tinggi, mencapai lebih dari 400 kasus selama beberapa bulan terakhir.

"Sampai Maret ini sudah ada 419 kasus DBD dan satu diantaranya meninggal dunia," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Karawang Yayuk Sri Rahayu, di Karawang, Minggu.

Pada Januari 2024 terdapat 141 kasus DBD di wilayah Karawang. Kemudian sebanyak 124 kasus pada Februari dan pada Maret 2024 terdapat 154 kasus DBD.

Sesuai dengan rincian kasus DBD selama tiga hari terakhir, pada Maret ini mengalami peningkatan, sehingga total kasus DBD kini sudah menembus angka 419 kasus.

Baca juga: Kemenkes: Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di Kota Bandung diperluas

"Pada Maret ini ditemukan pula satu orang meninggal akibat DBD," katanya.

Atas hal tersebut Yayuk meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit DBD. Ia juga mengajak masyarakat agar memahami dan mengerti gejala DBD, sehingga potensi peningkatan kasusnya bisa dicegah.

Upaya antisipasi terhadap DBD, kata dia, bisa dengan melakukan 3M Plus yakni menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, serta mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.

Baca juga: Kemenkes sebut kasus dengue meningkat dua kali lipat

Merujuk data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), situasi Dengue di Indonesia menunjukkan angka kasus mencapai 98.071 pada tahun 2023 dengan 764 angka kematian.

Sedangkan pada tahun 2022 yakni 143.176 kasus dengan angka kematian mencapai 1.236.

Pemerintah sendiri, kata dia, telah melakukan berbagai upaya pengendalian Dengue, mulai dari larvasida sekitar tahun 1980-an, fogging (pengasapan) mulai tahun 1990-an, kemudian Program Jumantik tahun 2000-an.

Baca juga: Kemenkes fasilitasi larvasida dan insektisida untuk tanggulangi dengue