"Kampanye pesan damai dari pesantren sengaja kami gelorakan pada bulan Ramadhan, agar pesan damai yang digaungkan lebih mudah diserap masyarakat," kata Sekretaris Jenderal Kemenag Muhammad Ali Ramdhani melalui rilis yang diterima Antara di Rembang, Minggu.
Apalagi, kata dia, Ramadhan merupakan bulan tempat menyucikan diri umat Muslim, untuk meredam berbagai hawa nafsu dan gangguan kemanusiaan.
Alasan memilih seni sebagai ajang untuk mengkampanyekan pesan damai, karena dengan seni tentunya pesan damai dilakukan dengan halus dan penuh keindahan.
Ia optimistis dari tempat yang penuh kedamaian, maka pesan ini dapat disampaikan secara berantai oleh masyarakat menjadi budaya bangsa.
Baca juga: Kemenag gelar PeaceSantren suarakan pesan damai lewat musik
Baca juga: Kemenag: Peran penting pesantren dan santri tanamkan Islam moderat
"Pesantren Leteh letaknya di kota, bertetangga dengan kawan-kawan non Muslim, dan selama ini dapat hidup damai dan berdampingan," ujarnya.
Sebelumnya, kata dia, di depan Ponpes Leteh adalah rumah seorang pemuka Katolik. Santri-santri Leteh tidak pernah resah dan terusik dengan keberadaan tokoh non Muslim tersebut. Bahkan, merek sering datang di acara-acara keagamaan.
Kampanye pesan damai dari pesantren sendiri baru saja digelar di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (30/3) menjelang magrib. Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang ditunjuk sebagai tuan rumah titik terakhir penyelenggaraan "PeaceSantren: Pesan Damai dari Pesantren".
Kegiatan tersebut digelar di Alun-Alun Rembang dan dihadiri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Eny Retno Yaqut, anggota DPR RI Komisi VIII Sri Wulan, Wakil Bupati Rembang Mochamad Henies Cholil Barro, dan pejabat eselon satu di lingkungan Kemenag.
Baca juga: Wapres harapkan Pesantren Gontor di Poso bawa Islam moderat
Baca juga: Komaruddin Hidayat: Pesantren ciptakan keberagaman moderat
Baca juga: Khofifah: Hari Santri wujud dedikasi untuk perdamaian dunia