PARFI 56 berikan pelatihan untuk tingkatkan kualitas aktor Indonesia
30 Maret 2024 22:04 WIB
Wakil Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) 56 Prilly Latuconsina dalam acara perayaan Hari Film Nasional 2024 yang diselenggarakan PARFI 56 di Jakarta, Sabtu (30/3/2024). (ANTARA/Livia Kristianti)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) 56 Prilly Latuconsina menyatakan organisasi membekali aktor dengan beragam pelatihan dan pengembangan kapasitas untuk meningkatkan kualitas mereka dalam berkarya.
"PARFI ini mau fokus di pelatihan akting, agar semua aktor memiliki kesempatan yang sama tidak hanya dilihat dari digital asset saja," kata Prilly dalam perayaan Hari Film Nasional bertajuk "Aktor Tangguh, Industri Tumbuh" di Jakarta, Sabtu.
PARFI 56 berharap pelatihan akting itu mampu meningkatkan daya saing aktor agar kemampuannya benar-benar terasah dan bisa dilirik industri yang saat ini banyak yang hanya mempedulikan aset digital seorang dari aktor. Prilly, aktris yang membintangi "Kukira Kau Rumah" itu, menilai saat ini pemilihan aktor seringkali didasari pada popularitas dan jumlah pengikut di media sosial, bukan kemampuan berakting.
Melihat kecenderungan itu, PARFI 56 menilai diperlukan pelatihan peningkatan kapasitas sehingga aktor-aktor yang memang sudah diasah bakatnya itu akhirnya bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk tampil di layar lebar.
Tak hanya pelatihan akting, pelatihan pengembangan usaha serta pengelolaan aset digital juga bakal diberikan kepada para aktor agar mereka bisa berkembang tidak hanya mengandalkan kemampuan beraktingnya.
Dia mengambil contoh dirinya sendiri yang menginisiasi pembuatan rumah produksi Sinemaku dan mengambil peran sebagai Chief Marketing Officer.
Lewat langkah tersebut, Prilly tak hanya mengandalkan akting sebagai mata pencaharian utama. Langkahnya menjadi pembuktian bahwa aktor mampu membuka peluang kerja yang baru bagi rekan-rekan sineas lainnya.
Langkah serupa diharapkan dapat diikuti para aktor yang mengikuti pelatihan untuk pengembangan usaha maupun pelatihan pengelolaan digital asset dari PARFI.
"Jadi, kami PARFI juga fokus ke pelatihan seperti itu, agar aktor-aktor baru khususnya bisa mempunyai kesempatan yang sama. Mereka bisa tahu juga cara mengembangkan digital aset yang mereka punya sehingga bisa menjadi personal branding yang baik untuk mereka menjadi aktor serta bisa menjadi seorang wirausahawan," kata Prilly.
Bendahara Umum PARFI 56 Ayu Dyah Pasha menambahkan bahwa harapannya di masa mendatang organisasi yang menaungi para aktor di Indonesia tersebut juga dapat menjadi penggagas untuk menghadirkan sertifikasi keterampilan akting.
Hal itu diharapkan mampu memperkuat eksistensi dan menjadi bukti nyata bahwa para aktor memiliki kapabilitas yang dibutuhkan oleh industri film.
"Layaknya profesi lain nanti ada juga sertifikasi untuk keaktoran. Ini bisa jadi jalan yang ditempuh. Agar pemilihan aktor tidak lagi modal digital asset, terus tiba-tiba dapat bayar tinggi dibanding aktor yang telah berjuang dengan proses lama dan mumpuni. Ini yang ingin diperjuangkan oleh PARFI," kata Ayu.
Baca juga: PARFI 56 ajak pemerintah tak bosan kolaborasi tingkatkan industri film
Baca juga: Strategi pemerintah majukan industri perfilman kian berjaya
Baca juga: Pesona budaya Indonesia dalam layar film
"PARFI ini mau fokus di pelatihan akting, agar semua aktor memiliki kesempatan yang sama tidak hanya dilihat dari digital asset saja," kata Prilly dalam perayaan Hari Film Nasional bertajuk "Aktor Tangguh, Industri Tumbuh" di Jakarta, Sabtu.
PARFI 56 berharap pelatihan akting itu mampu meningkatkan daya saing aktor agar kemampuannya benar-benar terasah dan bisa dilirik industri yang saat ini banyak yang hanya mempedulikan aset digital seorang dari aktor. Prilly, aktris yang membintangi "Kukira Kau Rumah" itu, menilai saat ini pemilihan aktor seringkali didasari pada popularitas dan jumlah pengikut di media sosial, bukan kemampuan berakting.
Melihat kecenderungan itu, PARFI 56 menilai diperlukan pelatihan peningkatan kapasitas sehingga aktor-aktor yang memang sudah diasah bakatnya itu akhirnya bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk tampil di layar lebar.
Tak hanya pelatihan akting, pelatihan pengembangan usaha serta pengelolaan aset digital juga bakal diberikan kepada para aktor agar mereka bisa berkembang tidak hanya mengandalkan kemampuan beraktingnya.
Dia mengambil contoh dirinya sendiri yang menginisiasi pembuatan rumah produksi Sinemaku dan mengambil peran sebagai Chief Marketing Officer.
Lewat langkah tersebut, Prilly tak hanya mengandalkan akting sebagai mata pencaharian utama. Langkahnya menjadi pembuktian bahwa aktor mampu membuka peluang kerja yang baru bagi rekan-rekan sineas lainnya.
Langkah serupa diharapkan dapat diikuti para aktor yang mengikuti pelatihan untuk pengembangan usaha maupun pelatihan pengelolaan digital asset dari PARFI.
"Jadi, kami PARFI juga fokus ke pelatihan seperti itu, agar aktor-aktor baru khususnya bisa mempunyai kesempatan yang sama. Mereka bisa tahu juga cara mengembangkan digital aset yang mereka punya sehingga bisa menjadi personal branding yang baik untuk mereka menjadi aktor serta bisa menjadi seorang wirausahawan," kata Prilly.
Bendahara Umum PARFI 56 Ayu Dyah Pasha menambahkan bahwa harapannya di masa mendatang organisasi yang menaungi para aktor di Indonesia tersebut juga dapat menjadi penggagas untuk menghadirkan sertifikasi keterampilan akting.
Hal itu diharapkan mampu memperkuat eksistensi dan menjadi bukti nyata bahwa para aktor memiliki kapabilitas yang dibutuhkan oleh industri film.
"Layaknya profesi lain nanti ada juga sertifikasi untuk keaktoran. Ini bisa jadi jalan yang ditempuh. Agar pemilihan aktor tidak lagi modal digital asset, terus tiba-tiba dapat bayar tinggi dibanding aktor yang telah berjuang dengan proses lama dan mumpuni. Ini yang ingin diperjuangkan oleh PARFI," kata Ayu.
Baca juga: PARFI 56 ajak pemerintah tak bosan kolaborasi tingkatkan industri film
Baca juga: Strategi pemerintah majukan industri perfilman kian berjaya
Baca juga: Pesona budaya Indonesia dalam layar film
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: