Yogyakarta (ANTARA News) - Para pemilih muda diharapkan memiliki sikap politik yang tegas pada Pemilihan Umum 2014 dengan menyalurkan aspirasinya secara cerdas, kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ari Dwipayana.

"Dalam konteks itu, para pemilih muda diharapkan menolak politik pencitraan, figur yang populer secara instan, dan praktik politik uang," katanya pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Goes to Campus di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, pemilih muda memiliki posisi yang sangat strategis pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Jumlah pemilih muda pada Pemilu 2014 diperkirakan mencapai sekitar 40 persen.

"Dengan jumlah itu pemilih muda memiliki potensi untuk menyukseskan Pemilu 2014. Oleh karena itu, para pemilih muda diharapkan berpartisipasi pada Pemilu 2014 dengan menyalurkan aspirasinya," katanya.

Ia mengatakan ada beberapa tantangan pada Pemilu 2014, di antaranya ketidakpercayaan publik kepada partai politik, melemahnya kedekatan pemilih dengan partai politik, tingginya pemilih yang belum menentukan pilihan, dan turunnya partisipasi masyarakat.

"Namun, partai politik tampaknya tidak memiliki beban dengan tantangan tersebut terutama turunnya tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu sebelumnya," katanya.

Komisioner KPU Arief Budiman mengatakan pendidikan politik bagi pemilih pemula penting dilakukan agar mereka mau berpartisipasi menyalurkan aspirasinya pada Pemilu 2014.

"Pendidikan politik itu di antaranya dapat dilakukan melalui pelatihan dan perkuliahan di kampus. Pendidikan politik memiliki peran penting menjelang Pemilu 2014," katanya.
(B015/M008)