Gubernur Bali ingin gerakan panen memicu petani optimalisasi lahan
29 Maret 2024 21:09 WIB
Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya saat ikut gerakan panen, di Denpasar, Jumat (29/3/2024). ANTARA/Ho-Pemprov Bali
Denpasar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya saat hadir langsung dalam gerakan panen cabai dan bawang merah di Kabupaten Bangli mengatakan ingin agar petani semakin mengoptimalkan lahan yang ada.
"Melalui gerakan panen ini, saya berharap dapat memacu kelompok tani lebih mengoptimalkan lahan pertanian dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali,” kata dia, dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Jumat.
Selain itu, menurutnya, mengoptimalkan lahan pertanian merupakan upaya untuk mengatasi persoalan kemiskinan, yaitu dengan menjaga ketersediaan pangan dan keterjangkauan harga.
Oleh karena itu, Sang Made tak hanya menaruh harapan, namun juga mendukung petani dalam mempertahankan mata pencaharian di tengah perkembangan zaman yang membuat kebanyakan orang memilih bekerja di perkotaan.
Ia ikut turun langsung dalam gerakan panen cabai dan bawang merah yang dilakukan petani di Desa Songan B, Kintamani, Bangli.
Kabupaten Bangli merupakan penghasil bawang merah terbesar di Bali pada tahun 2023, dengan luas tanam mencapai 986 ha dari keseluruhan luas tanam di Pulau Dewata sebesar 1.142 ha.
Artinya sebanyak 86,34 persen bawang merah yang dihasilkan di Bali ditanam di kabupaten tersebut, dengan produksi sebesar 33.430 ton.
Sementara untuk komoditas cabai rawit, Bangli menempati urutan ketiga setelah Buleleng dan Karangasem dengan luas tanam sebesar 232 ha dari luas tanam cabai rawit keseluruhan di Provinsi Bali seluas 1.759 ha, atau 13,18 persennya dihasilkan di sana.
Meski lahan tanam luas, petani masih dihadapkan dengan harga yang fluktuatif, sehingga Pemprov Bali melakukan beberapa upaya untuk mendukung bidang pertanian.
Upaya tersebut seperti pengembangan produk unggulan dalam negeri, meningkatkan hasil dan nilai produk pertanian dengan arah kebijakan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas produk unggulan lokal, peningkatan kapasitas penerapan teknologi, efisiensi dan efektivitas.
Menurut Sang Made, pemanfaatan pekarangan juga bisa menjadi upaya mendukung ketahanan pangan di tingkat keluarga dengan mulai menanam tanaman sayuran semusim yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Bali Wayan Sunada menambahkan dengan dukungan pada gerakan panen cabai dan bawang merah ini diharapkan petani lebih termotivasi dan bersemangat dalam berusaha tani.
“Agar dapat menghasilkan produksi yang baik dan mengamankan ketersediaan pangan khususnya cabai dan bawang merah, sehingga harga di pasaran menjadi stabil dan laju inflasi dapat terkendali,” ujarnya pula.
Baca juga: Pemkab Badung dukung gerakan Panen Padi Nusantara 1 juta hektar
"Melalui gerakan panen ini, saya berharap dapat memacu kelompok tani lebih mengoptimalkan lahan pertanian dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali,” kata dia, dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Jumat.
Selain itu, menurutnya, mengoptimalkan lahan pertanian merupakan upaya untuk mengatasi persoalan kemiskinan, yaitu dengan menjaga ketersediaan pangan dan keterjangkauan harga.
Oleh karena itu, Sang Made tak hanya menaruh harapan, namun juga mendukung petani dalam mempertahankan mata pencaharian di tengah perkembangan zaman yang membuat kebanyakan orang memilih bekerja di perkotaan.
Ia ikut turun langsung dalam gerakan panen cabai dan bawang merah yang dilakukan petani di Desa Songan B, Kintamani, Bangli.
Kabupaten Bangli merupakan penghasil bawang merah terbesar di Bali pada tahun 2023, dengan luas tanam mencapai 986 ha dari keseluruhan luas tanam di Pulau Dewata sebesar 1.142 ha.
Artinya sebanyak 86,34 persen bawang merah yang dihasilkan di Bali ditanam di kabupaten tersebut, dengan produksi sebesar 33.430 ton.
Sementara untuk komoditas cabai rawit, Bangli menempati urutan ketiga setelah Buleleng dan Karangasem dengan luas tanam sebesar 232 ha dari luas tanam cabai rawit keseluruhan di Provinsi Bali seluas 1.759 ha, atau 13,18 persennya dihasilkan di sana.
Meski lahan tanam luas, petani masih dihadapkan dengan harga yang fluktuatif, sehingga Pemprov Bali melakukan beberapa upaya untuk mendukung bidang pertanian.
Upaya tersebut seperti pengembangan produk unggulan dalam negeri, meningkatkan hasil dan nilai produk pertanian dengan arah kebijakan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas produk unggulan lokal, peningkatan kapasitas penerapan teknologi, efisiensi dan efektivitas.
Menurut Sang Made, pemanfaatan pekarangan juga bisa menjadi upaya mendukung ketahanan pangan di tingkat keluarga dengan mulai menanam tanaman sayuran semusim yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Bali Wayan Sunada menambahkan dengan dukungan pada gerakan panen cabai dan bawang merah ini diharapkan petani lebih termotivasi dan bersemangat dalam berusaha tani.
“Agar dapat menghasilkan produksi yang baik dan mengamankan ketersediaan pangan khususnya cabai dan bawang merah, sehingga harga di pasaran menjadi stabil dan laju inflasi dapat terkendali,” ujarnya pula.
Baca juga: Pemkab Badung dukung gerakan Panen Padi Nusantara 1 juta hektar
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: