Kairo (ANTARA News) - Para menteri luar negeri Liga Arab pada Senin berkumpul di Kairo, membahas upaya-upaya untuk mendorong oposisi Suriah menghadiri konferensi Jenewa II.

Dalam pernyataan yang disiarkan secara langsung oleh televisi pemerintah Mesir, Kepala Liga Arab Nabil al-Arabi mengatakan pertemuan luar biasa yang digelar para menteri luar negeri itu ditujukan untuk "mendorong" oposisi Suriah maju ke meja perundingan Jenewa II.

Perundingan itu sendiri digagas oleh Amerika Serikat dan Rusia.

"Para menteri hari ini diminta untuk memberikan segala dukungan kepada Koalisi Nasional (oposisi Suriah) agar dapat mendorong mereka untuk berpartisipasi pada Jenewa II," kata Arabi, sebagaimana dilaporkan AFP.

Oposisi Suriah telah menyatakan menolak untuk datang, kecuali jika perundingan itu akan membahas pengunduran diri Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Tuntutan oposisi tersebut telah ditolak oleh pemerintah Suriah.

Sejumlah kelompok pemberontak yang melawan pemerintahan Suriah juga memperingatkan bahwa siapapun yang berangkat menghadiri konferensi perdamaian di Jenewa itu akan dianggap sebagai pengkhianat.

Menteri Luar Negeri Qatar Khaled al-Attiyah menyambut baik rencana penyelenggaraan perundingan itu.

Namun, ia meminta mitra-mitranya di Liga Arab agar "menetapkan sikap bersama berkaitan dengan proses perundingan" sehingga rezim Suriah tidak lagi memiliki peluang untuk bermain-main dengan darah rakyat Suriah".

Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa-Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, telah mengatakan bahwa Jenewa II tidak mungkin diselenggarakan tanpa kehadiran pihak oposisi Suriah.

Brahimi telah bertemu Assad pada Rabu pekan lalu dan mengatakan pemerintah Suriah telah setuju untuk mengambil bagian dalam perundingan dan bahwa oposisi "sedang berupaya mencari jalan agar dapat terwakili".

Koalisi Nasional Suriah sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya berencana melakukan pertemuan pada 9 November mendatang untuk memutuskan apakah mereka akan hadir pada Jenewa II.

Namun, Dewan Nasional Suriah, yang merupakan anggota kunci blok oposisi, mengancam akan keluar dari blok itu jika oposisi ikut ambil bagian dalam pertemuan di Jenewa.

Sementara itu, kepala Koalisi Nasional, Ahmed al-Jarba, mendesak Liga Arab untuk "mengambil keputusan yang jelas soal pengiriman persenjataan kepada para pemberontak Suriah".

Ia menambahkan, "kami siap memberikan segala jaminan bahwa (senjata-senjata) itu tidak akan jatuh ke tangan yang salah".

Sejumlah negara telah menyatakan ketakutan bahwa kelompok-kelompok jihadis telah menyita senjata-senjata yang sebenarnya dikirimkan bagi para pemberontak untuk memerangi pasukan Assad.

Konflik Suriah, yang pecah pada bulan Maret 2011, telah menewaskan lebih dari 120.000 orang, demikian menurut organisasi pengawas praktek hak-asasi manusia, Syrian Observatory for Human Rights.

(T008)