"Dia mendesak keras tidak memperpanjang keadaan darurat saat peraturan itu berakhir pada 14 November", kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri kepada wartawan yang bepergian dengan Kerry, yang terbang dari Mesir ke Arab Saudi.
"Dia mengatakan tindakan keras yang sedang berlangsung tidak pantas dan inklusivitas menuntut adanya suatu program edukasi kepada Ikhwanul Muslimin dan lain-lainnya," tambah pejabat AS itu.
Presiden sementara Mesir, Adly Mansour, mengatakan kepada Kerry ia tidak benar-benar menggunakan kekuasaan yang diberikan di bawah keadaan darurat selain memberlakukan jam malam.
Meskipun tidak ada komitmen apa yang akan dilakukan pemerintahnya, "bahasanya positif."
Kerry juga meminta pimpinan Mesir yang dilantik militer menyusul penggulingan tentara pada 3 Juli atas diri Moursi untuk bekerja lebih inklusivitas dan melindungi HAM dan kebebasan.