Medan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, menyediakan 606 hektare untuk mendukung Proyek Pengembangan Hortikultura Daerah Kering yang dikelola oleh Kementerian Pertanian yang dilaksanakan pada 2024–2028.

Proyek tersebut untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan rantai nilai produk hortikultura di Indonesia.

"Soal kesiapan, dari 13 kabupaten yang terpilih se-Indonesia, Dairi salah satu yang paling siap, baik dari segi lahan, petani dan kelembagaannya, karena kita sudah punya koperasi yang nanti bisa kita giring sebagai 'off taker' yang bergabung dalam kelembagaan ekonomi petani," kata Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu di Sidikalang, Jumat.

Kabupaten Dairi menyediakan 606 hektare untuk mendukung proyek tersebut yang tersebar di lima kecamatan yakni Sumbul, Pegagan Hilir, Sitinjo, Parbuluan dan Sidikalang.

Ia berkeyakinan proyek pengembangan hortikultura daerah kering tersebut dapat menjadi masa depan petani dan pertanian Kabupaten Dairi.

Baca juga: BI Jateng sebut hortikultura jadi penahan inflasi periode Februari

Baca juga: Elektrifikasi pertanian di Bantul fokus pada tanaman hortikultura


"Melalui program ini pertanian bisa menjadi masa depan kita khususnya hortikultura. Jangan salah, meskipun di sini nanti ada kopi, bisa juga dilakukan tumpang sari dengan tanaman hortikultura di dalamnya sebagai komoditas utama," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa proyek tersebut berfokus pada pengelolaan lahan kering dengan prinsip konservasi tanah dan air untuk mencegah degradasi lahan yang bisa mengakibatkan lahan menjadi tidak produktif.

Ada empat komoditas yang dikembangkan dalam program tersebut seperti bawang merah, cabai merah, wortel dan sayur daun yang dikembangkan dalam musim tanam pertama. Pada musim tanam kedua dan seterusnya dapat dikembangkan dengan komoditas hortikultura lahan kering lainnya.

"Harapan kami karena kita memiliki 15 kecamatan dengan dengan 3 elevasi berbeda, yakni dataran tinggi, menengah dan rendah, proyek ini kita ingin coba dikelola pemkab untuk komoditas hortikultura buah seperti durian, duku manggis dan yang lainnya dengan metode pengelolaan proyek pengembangan hortikultura daerah kering.

Kepala Dinas Pertanian Dairi Robot Simanullang mengatakan proyek pengembangan hortikultura daerah kering tersebut adalah kerja sama Kementerian Pertanian dengan Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

"Kita dapat 606 hektare, dengan konsep bahwa proyek itu memiliki program kampung hortikultura. Ini adalah proyek investasi terpadu mulai dari hulu ke hilir yang semuanya dikawal yang biasa disebut agribisnis untuk menjadikan petani maju dan modern dan petani mandiri," katanya.

Konsep itu, kata dia, pada musim tanam pertama bibit dan pupuk akan disediakan dan di musim tanam berikut serta 5 tahun berikutnya semua adalah swadaya petani, yang bisa diperoleh melalui skema KUR, bantuan pemerintah atau modal sendiri.

Petani tidak perlu khawatir, selama kurun 5 tahun itu tetap dilakukan pendampingan, penyediaan infrastruktur jalan, listrik, air, internet smart farming, kemudian yang paling menguntungkan adalah "off taker"-nya sudah tersedia.

Baca juga: Tabalong terima bantuan pengembangan kampung hortikultura

Baca juga: DTPHP Kalteng-BRIN menggali potensi SSG komoditas hortikultura