Jakarta (ANTARA) - Perumda Pembangunan Sarana Jaya membangun dua hunian dengan harga terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur.

"Di Cilangkap itu dua 'tower', satu 'tower'-nya sudah terbangun, sisanya sekitar 600-an (unit), satu lagi mau dibangun sekitar 800-an unit," ujar Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya, Andira Reoputra di Jakarta, Kamis.

Andira mengatakan Sarana Jaya berencana membangun satu menara atau "tower" lagi di Nuansa Cilangkap yang memiliki kapasitas sekitar 600 hingga 800 unit.

"Aturan kami, bangun dulu baru dijual dan yang menjual itu Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta. Saat ini proses penjualan. Kami hanya membangun," kata dia.

Nuansa Cilangkap dibangun di atas lahan seluas sekitar 2,9 hektare (ha) dengan sejumlah fasilitas dan berlokasi relatif dekat dengan Stasiun LRT Ciracas. Warga DKI Jakarta sebagai calon penerima manfaat (CPM) yang berminat perlu melakukan registrasi melalui aplikasi Sirukim.

Baca juga: Pemprov DKI komit beri hunian layak bagi masyarakat
Baca juga: Anggota DPRD desak DKI konsolidasi lahan untuk hunian bertingkat

Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Andira Reoputra saat menghadiri acara bertema "Hunian Ideal untuk Jakarta Kota Global" di Jakarta, Kamis (28/3/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Adanya hunian terjangkau di Cilangkap yang dibangun Sarana Jaya melalui program hunian terjangkau ini diharapkan agar masyarakat DKI Jakarta bisa mendapatkan tempat tinggal layak, aman dan nyaman.

Hunian tersebut juga mengedepankan kemudahan akses dan saranan transportasi yang terintegrasi.

Selain di Cilangkap, Sarana Jaya membangun satu hunian terjangkau lainnya di Jakarta Timur, yakni di Pondok Kelapa dengan total luas lahan yang sama, yakni 2,9 ha. Jumlah unit hunian tersedia sebanyak 840 unit.

"Nuansa Pondok Kelapa itu luasan lahan totalnya 2,9 hektare dengan jumlah empat 'tower', yang hari ini (sudah dibangun) ada dua 'tower'," katanya.

Jumlah hunian terjangkaunya 840 unit, kemudian komersialnya sekitar 1.000 unit. "Ini (unit komersial) belum dibangun. Ada transportasi terintegrasi, yakni JakLingko, TJ dan MRT," kata Andira.