Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengatakan akan terjadi transformasi signifikan pasar tenaga kerja dalam beberapa tahun ke depan, salah satunya pergeseran semakin banyak pekerja sektor formal dan perkembangan pekerjaan perawatan yang berdampak pada tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan.

Dalam peluncuran Peta Jalan Ekonomi Perawatan di Jakarta, Kamis, Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan Bidang Ekonomi Aris Wahyudi menyebut dalam rentang beberapa tahun ke depan akan terjadi pergeseran struktur ketenagakerjaan khususnya status pekerjaan dari dominasi sektor informal menuju sektor formal.

Dia merujuk kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023 yang memperlihatkan 59,11 persen orang bekerja di sektor informal, dengan 40,89 persen di sektor formal. Persentase itu memperlihatkan penurunan dari 59,31 persen pekerja sektor informal pada Agustus 2022.

"Dalam konteks ini bukan sekedar perubahan status pekerjaan, namun akan juga terciptanya jenis-jenis pekerjaan baru yang banyak di mana menurut penelitian terbaru ILO keseriusan kolaborasi dalam menggarap dan berinvestasi di bidang ekonomi perawatan ini akan dapat menciptakan hampir 10,4 juta pekerjaan di tahun 2035," ujar Aris.

Menurut penelitian terbaru Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengenai ekonomi perawatan di Indonesia, menemukan investasi pada pengasuhan anak universal dan layanan pengasuhan jangka panjang akan menciptakan hampir 10,4 juta pekerjaan pada 2035.

Di mana hampir 4,3 juta di antaranya merupakan pekerjaan langsung di bidang pengasuhan anak, hampir 4,3 juta pekerjaan langsung dalam perawatan jangka panjang dan 1,7 juta pekerjaan tidak langsung di sektor non-perawatan.

Diharapkan hal tersebut akan berdampak pada TPAK perempuan, dengan data BPS memperlihatkan capaian 54,52 persen. Jumlah itu berada di bawah TPAK laki-laki yang mencapai 84,26 persen.

"Diharapkan efek kelanjutan iklim investasi akan kondusif karena nilai indeks ease of doing business kita juga akan meningkat karena konon salah satu yang mempengaruhi rendahnya ease of doing business kita adalah masih rendahnya TPAK atau tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan," ujarnya.

Baca juga: Kemnaker soroti peran pekerjaan perawatan dukung pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Kemnaker: Peta Jalan Ekonomi Perawatan dukung ketenagakerjaan inklusif

Baca juga: Menaker ajak generasi muda jadi bagian ekosistem ketenagakerjaan