Seoul (ANTARA) - Para dokter magang, yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk memprotes rencana kenaikan jumlah mahasiswa kedokteran akan dilarang mengikuti pelatihan pada paruh pertama tahun ini kecuali mereka bekerja kembali pada 2 April, kata seorang pejabat senior pada Kamis.
Wakil Menteri Kesehatan Jun Byung-wang mendesak dokter magang untuk "kembali ke rumah sakit magang dalam bulan ini". Sampai mereka melakukan hal itu, kata Jun, "pelatihan di paruh pertama tahun ini tidak akan mungkin."
Sebanyak 12.000 dokter magang dan residen meninggalkan pekerjaan mereka sejak 20 Februari sebagai protes atas desakan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran, yang membuat operasi dan layanan kesehatan masyarakat lainnya dibatalkan atau ditunda di rumah sakit besar.
Untuk mendukung aksi buruh dokter junior, para profesor kedokteran, yang merupakan dokter senior di rumah sakit universitas besar, juga mulai mengajukan pengunduran diri mereka minggu ini.
Prospek untuk menyelesaikan kebuntuan selama perundingan sangat kecil karena pemerintah telah mengalokasikan tambahan 2.000 kursi penerimaan sekolah kedokteran ke universitas, sebagai tanda bahwa pemerintah tidak akan mundur dari rencana tersebut.
Kementerian telah memberikan peringatan pihaknya akan memulai prosedur formal untuk menangguhkan izin para dokter yang masih magang pada minggu ini, namun Presiden Yoon Suk Yeol menyerukan tindakan yang "fleksibel" selain menangguhkan izin medis mereka.
Jun mengindikasikan bahwa kementerian mungkin akan menunda langkah formalnya untuk menangguhkan izin dokter yang masih magang karena pemerintah dan partai berkuasa sedang berdiskusi mengenai tindakan yang “fleksibel” yang akan diambil.
"Pemerintah dan partai berkuasa sedang bernegosiasi mengenai ruang lingkup tindakan fleksibel. Meskipun kementerian tidak akan segera mengambil tindakan administratif, jumlah mereka yang terkena tindakan hukuman akan meningkat,” kata Jun.
Dengan berlanjutnya pemogokan massal oleh dokter magang selama lebih dari lima minggu, rumah sakit umum besar untuk sementara waktu menutup sebagian bangsal mereka dan menata ulang staf.
Lima rumah sakit besar -- Asan Medical Center, Samsung Medical Center, Severance Hospital, Seoul National University Hospital dan Seoul St. Mary's Hospital -- menderita kerugian lebih dari 1 miliar won (sekitar Rp 117,4 milyar) per hari dan berada dalam mode manajemen darurat untuk mengatasi krisis, menurut para pejabat.
Seoul National University Hospital menutup 10 dari 60 bangsalnya untuk sementara, termasuk bangsal untuk pasien darurat dan pasien kanker, setelah mengirim pasien ke bangsal lain, “untuk pekerjaan yang fleksibel mengingat situasi saat ini,” kata seorang pejabat.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Rumah sakit di Korsel tutup bangsal di tengah aksi protes dokter
Baca juga: Pasien Korsel suarakan kekhawatiran akan gangguan layanan medis
Dokter magang Korsel dilarang ikuti pelatihan kecuali kembali bekerja
28 Maret 2024 16:27 WIB
Ilustrasi penanganan masalah kesehatan oleh dokter. (ANTARA/Pixabay/tomwieden)
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: