Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat melanjutkan pelemahan sebesar 78,09 poin setelah data neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit.

IHSG BEI ditutup turun sebesar 78,09 poin atau 1,73 persen ke posisi 4.432,59. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 15,52 poin (2,06 persen) ke level 739,28.

"Inflasi Oktober Indonesia menunjukkan hasil yang positif atau lebih rendah dari yang diekspektasikan. Namun, neraca perdagangan Indonesia yang kembali mengalami defisit sebesar 657 juta dolar AS menjadi sentimen negatif di pasar saham," kata Kepala Riset Trust Securites Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, defisit neraca perdagangan Indonesia dinilai cukup tinggi sehingga mendorong pelaku pasar terutama asing melakukan aksi jual saham.

Dalam data perdagangan saham BEI, tercatat pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih (foreign net buy) sebesar Rp539,626 miliar pada Jumat ini.

"Diperkirakan, pada awal pekan depan (4/11) indeks BEI akan kembali melemah menyusul belum adanya sentimen positif baru," kata Reza.

Sementara itu, Analis Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja memperkirakan bahwa pada hari Senin (4/11) mendatang, indeks BEI bergerak berfluktuasi di kisaran 4.403--4.461 poin.

"Perdagangan awal pekan depan (4/11) akan dipengaruhi oleh spekulasi bahwa bank sentral Eropa (ECB) akan memotong tingkat suku bunga yang menandakan pertumbuhan di Eropa mulai melambat," kata dia.

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 157.086 kali dengan volume mencapai 3,487 miliar lembar saham senilai Rp4,431 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 74 saham, melemah 201 saham, dan yang tidak bergerak harganya sebanyak 99 saham.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 43,42 poin (0,19 persen) ke level 23.249,79, indeks Nikkei-225 turun 126,37 poin (0,88 persen) ke level 14.201,57, dan Straits Times melemah 10,98 poin (0,31 persen) ke posisi 3.200,17.
(KR-ZMF/R010)