"Kita sangat khawatir akan dampak serius yang mungkin ditimbulkan dari kebakaran ini. Karena saat ini total luas lahan yang mengalami kebakaran mencapai 115 hektare," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) (BPBD) Kepulauan Meranti, Muhlisin, Rabu.
Ia merincikan luas kebakaran tersebut terjadi di Desa Penyagun, seluas 30 ha, Telesung seluas 25 ha. Ada juga di Desa Tanjung Kedabu yang berbatasan dengan Telesung dan meluas ke Desa Bungur mencapai 30 ha.
Baca juga: Daerah berstatus siaga darurat karhutla Riau bertambah
Baca juga: Polisi Rokan Hilir Riau ringkus pelaku pembakar hutan
Ia mengungkapkan salah satu kendala utama yang dihadapi adalah kedalaman gambut di area yang terbakar dan membuat proses pemadaman menjadi lebih sulit dan memakan waktu. Selain itu, kecepatan dan kencangnya angin juga menjadi faktor yang memperparah situasi, karena memudahkan api menyebar ke area yang lebih luas dan sulit dijangkau.
"Tak hanya itu, jarak yang jauh dari sumber air juga menjadi tantangan tambahan bagi tim penanggulangan karhutla. Hal ini mempersulit proses pengangkutan air untuk digunakan dalam upaya pemadaman," kata Muhlisin.
Meskipun dihadapkan pada kendala tersebut, Muhlisin menegaskan bahwa tim penanggulangan terus bekerja keras untuk mengatasi situasi tersebut. Berkat upaya itu, sejauh ini di beberapa lokasi titik api berhasil dipadamkan dan hanya tinggal dilakukan pendinginan saja.
Baca juga: Tiga kabupaten di Riau tetapkan siaga darurat karhutla
Baca juga: Kapolda Riau ingatkan perusahaan menjaga lahan dari karhutla