Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melanjutkan pembangunan infrastruktur pengendali banjir pada tahun anggaran 2024 mulai dari perkuatan tanggul kali hingga membangun waduk atau embung.
"Pada 2024 ini, kita bangun lima polder, revitalisasi pompa stasioner di dua lokasi, serta pembangunan delapan waduk atau embung dengan rincian enam proyek lanjutan dan dua lagi baru," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum di Jakarta, Rabu.

Adapun lima polder tersebut berlokasi di Sunter C, Gaya Motor, Kali Sepatan (KBN), IKPN, dan RW 13 (Greenville).

Sementara itu, revitalisasi dilakukan di dua lokasi pompa stasioner yaitu Jalan Tanjung Duren Raya-Jalan Letjen S. Parman, Jakarta Barat dan Taman BMW, Jakarta Utara.

Enam lokasi pembangunan waduk atau embung lanjutan yaitu Waduk Marunda, Waduk Dukuh 2, Waduk Munjul, Waduk Cilangkap, Revitalisasi Embung Kaja, dan Penyelesaian Embung Pekayon.

Sementara waduk atau embung yang baru dibangun tahun ini yaitu embung SDN 01 Petukangan Selatan dan embung Jalan Pemuda Srengseng Sawah.

Selain itu, Dinas SDA rutin melakukan pengerukan di kali, waduk, dan saluran air untuk mengangkat sedimen berupa lumpur, sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan genangan saat musim hujan.

Dinas SDA juga memasang lembar beton (sheet pile) pada sisi kali atau sungai. Pemasangan lembar beton bertujuan untuk menanggulangi tanah longsor di sekitar kali atau sungai.

Adapun sheet pile yang telah dibangun seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat dan Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara.

Lebih lanjut, optimalisasi operasional sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti menyiagakan dan memeriksa secara berkala rumah pompa, pintu air, alat berat, serta pemeliharaan atau perawatan agar dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir.

Berdasarkan data sarana dan prasarana per 15 Maret 2024, terdapat 580 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.

Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir atau genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner. Kemudian, terdapat 845 unit pintu air di 589 lokasi, 254 unit alat berat, 460 unit truk sampah, serta 4.226 personel pasukan biru.
Baca juga: Heru: Revitalisasi sungai dan turap jadi solusi atasi banjir di Jakbar
Baca juga: Anggota DPRD DKI Tina Toon desak keruk sungai untuk cegah banjir
Baca juga: Sudin SDA Jakbar rampungkan pengerukan saluran PHB di Rawa Buaya