Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan perlu adanya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis, yang pertama yaitu deteksi dini serta tata laksana.

"Yang kedua, akses layanan kesehatan yang setara dan terapi baru sebagai hak semua orang," kata Dante dalam "Ginjal Sehat untuk Semua" yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan di kanal YouTube resminya di Jakarta, Rabu.

Yang ketiga, katanya, adalah pemberdayaan pasien serta komunitas sebagai kunci pencegahan dan pengendalian penyakit ginjal kronis.

Dia mengutip Mahatma Gandhi, bahwa kesehatan adalah kekayaan yang sejati, bukan emas maupun perak. Menurutnya, kutipan tersebut juga berlaku untuk kesehatan ginjal, karena organ tersebut adalah salah satu aset terpenting manusia.

"Ginjal kita bisa bekerja tanpa lelah setiap hari untuk menyaring darah membuang sisa beracun dalam tubuh sesuatu fungsi vital yang memungkinkan kita menjalani hidup sehat dan produktif," kata dia menjelaskan.

Baca juga: Wamenkes: Pasien diabetes tetap bisa puasa asal atur waktu minum obat
Baca juga: Wamenkes: Sembilan target di RPJMN 2020-2024 sudah tercapai


Dia menyebut bahwa penyakit ginjal kronis telah menjadi pandemi global yang menyerang 850 juta orang di seluruh dunia, dan setiap tahunnya menyebabkan 3,1 juta kematian pada 2019.

Di Indonesia, lanjutnya, penyakit ginjal kronis adalah penyebab kematian tertinggi ke-10, dengan prevalensi hampir 750 ribu jiwa pada usia lebih dari 15 tahun.

"Riset Kesehatan Dasar menyebutkan bahwa peningkatan proporsi penduduk dengan kasus ginjal yaitu 0,2 persen pada tahun 2013, meningkat menjadi 0,4 persen pada tahun 2018," katanya.

Selain itu, kata dia, penyakit tersebut menyebabkan beban pembiayaan yang tinggi. Mengutip BPJS, dia menyebut bahwa pada 2023, terdapat peningkatan pembiayaan penyakit ginjal kronis dari 2,1 triliun di tahun 2022 menjadi 2,9 triliun di 2023.

"Bayangkan. 0,8 triliun, hampir 1 triliun dalam waktu 1 tahun," katanya.

Dia menjelaskan bahwa strategi Kementerian Kesehatan dalam penanganan penyakit itu tertuang dalam transformasi kesehatan tahun 2021-2024, yakni cara-cara promotif dan preventif seperti deteksi dini, penguatan layanan rujukan peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga kesehatan, dan membangun serta memperkuat kemitraan.

Dalam kesempatan itu, Wamenkes mengajak seluruh pihak untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pencegahan melalui media sosial, gelar wicara, dan lain-lain, sebagai upaya untuk menambah pengetahuan dan kesadaran tentang penyakit itu, juga untuk membangun komitmen bersama.

Baca juga: Pemerintah fasilitasi change source guna dukung kemandirian farmasi
Baca juga: Wamenkes paparkan tips tetap sehat selama Ramadhan