Jakarta (ANTARA) - Indonesia mengusulkan integrasi Fora Kerja Sama Subkawasan di bawah ASEAN, yaitu IMT-GT, BIMP-EAGA, dan GMS yang diistilahkan sebagai "ASEAN BIG".

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi menilai integrasi itu penting guna mendukung peningkatan rantai pasok dan logistik kawasan, serta sebagai pusat pengembangan sumber daya penting.

"Usulan ini disambut baik oleh pejabat senior dan meminta ADB (Asian Development Bank) untuk menyiapkan konsep implementasinya," ujar Edi di Jakarta, Selasa.

Rencana tersebut dibahas dalam pertemuan Pleno Strategic Planning Meeting (SPM) kerja sama Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang merupakan puncak rangkaian pertemuan SPM 2024 berlangsung di Kabupaten Tangerang, Senin (25/3).

Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendengarkan laporan perkembangan kerja sama dan rencana program kerja tahun berjalan dari semua kelompok kerja, Joint Business Council (JBC), dan jaringan universitas (UNINET).

Guna memperoleh arahan lebih lanjut, para pejabat senior juga membahas beberapa proyek strategis yang sehari sebelumnya dibahas secara teknis di level sekretariat nasional, yakni di antaranya kemitraan IMT-GT dengan India yang sudah mencapai tahap implementasi, promosi IMT-GT Visit Year 2023—2025, serta optimalisasi potensi industri karet dengan implementasi program Rubber City.

Beberapa isu strategis turut dilaporkan oleh kelompok kerja untuk mendorong integrasi kawasan, di antaranya transportasi multimoda Dumai-Melaka, proyek platform digitalisasi IMT-GT Mall, rencana penandatanganan kerangka kerja sama CIQ.

Selain itu, juga terdapat proyek kolaborasi antar-akademisi (UNINET) dan pengusaha (JBC) untuk mengembangkan Research & Development Center of Excellent.

"Tak kalah penting, inisiatif transaksi pembayaran lintas batas berbasis QR Code antara tiga negara juga dibahas sebagai opsi pembayaran pameran UMKM yang digelar pada pertemuan tersebut," tutur Edi.

Dalam kesempatan itu, kata dia, Indonesia mengusulkan terobosan untuk strategi ketahanan pangan dan digitalisasi dengan pelibatan semua pemerintah daerah di subkawasan.

Indonesia memaparkan keberhasilan tim pengendalian inflasi pusat dan daerah (TPIP dan TPID) serta tim percepatan dan perluasan digitalisasi daerah (TP2DD) dalam pengendalian inflasi dan digitalisasi pemerintah daerah, salah satunya dapat dimanfaatkan untuk kemudahan penyaluran bahan pangan saat dibutuhkan.

Adapun Indonesia selaku pemimpin forum (chair) mengapresiasi kinerja IMT-GT yang telah tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat, mencapai 405,7 miliar dolar AS sejak didirikan tiga dekade lalu.

Kendati demikian, Indonesia menyerukan kesadaran bersama agar manfaat ekonomi di kawasan dapat dirasakan secara lebih merata oleh seluruh negara di kawasan.

Baca juga: Nilai batas IMT obesitas di Indonesia disarankan jadi di atas 25
Baca juga: Wanita dengan IMT tinggi berisiko lebih tinggi alami long-COVID-19