Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mega Syariah berupaya memperkuat pertumbuhan bisnisnya dengan berfokus pada pengembangan bisnis di segmen ritel, baik melalui pengembangan dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan consumer, maupun business banking.

"Saat ini, inovasi produk dan layanan Bank Mega Syariah tidak kalah menarik dengan produk perbankan konvensional. Dengan target pasar yang mencakup islamic ecosystem dan ekosistem CT Corp, kami yakin mampu menggarap segmen retail dengan optimal," kata Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo di Jakarta, Selasa.

Untuk menggenjot DPK, menurut Yuwono, Bank Mega Syariah akan meluncurkan sejumlah produk dan program baru yang diluncurkan di tahun ini seperti Berkah Berlimpah Mega Syariah (BBM) yang merupakan program poin berkah berhadiah untuk nasabah pengguna Aplikasi M-Syariah.

Selain itu, Bank Mega Syariah juga fokus pada Tabungan Haji untuk meningkatkan DPK. Yuwono mencatat, total nasabah tabungan haji pada 2023 naik sebesar 103 persen dibandingkan tahun 2022. Perseroan menargetkan hingga akhir tahun tabungan haji dapat tumbuh 64 persen secara tahunan.

Sebagai informasi, Bank Mega Syariah juga telah ditunjuk sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPS BPIH) untuk program haji khusus atau (ONH Plus). Khusus tabungan haji plus, perseroan mencatat total nasabah meningkat lebih dari 800 persen selama periode Januari-Maret 2024 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pada pembiayaan consumer, perseroan berfokus salah satunya pada pembiayaan kepemilikan properti atau Flexi Home dengan menghadirkan special price di tahun ini. Flexi Home sendiri menjadi produk dengan kontribusi terbesar pada 2023, yaitu lebih dari 47 persen dari total pembiayaan consumer di tahun 2022.

Yuwono mengatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan consumer pada kuartal I tahun 2024 sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan lebih dari 16 persen dari periode yang sama di tahun 2023. Di tahun ini, Bank Mega Syariah membidik pembiayaan consumer dapat tumbuh lebih dari 30 persen.

Sementara pada pembiayaan di segmen business banking, perseroan mencatat volume pembiayaan di segmen ini tumbuh lebih dari 13 persen dari tahun 2022 ke 2023. Menurut Yuwono, sektor bisnis yang saat ini banyak diajukan oleh nasabah di segmen business banking antara lain sektor pendidikan, kesehatan, perdagangan, konstruksi, dan jasa lainnya.

"Untuk meningkatkan volume pembiayaan, kami memaksimalkan kekuatan cabang dengan melihat potensi unggulan sektor bisnis di setiap wilayah," kata dia.

Di tahun ini, Bank Mega Syariah juga berencana meluncurkan beberapa produk dan layanan lainnya antara lain Reksadana, Priority Banking, dan Cash Waqf Linked Deposit (CWLD).

Yuwono memproyeksikan, Bank Mega Syariah akan tumbuh positif di beberapa parameter finansial pada kuartal I 2024 seperti pertumbuhan aset, pembiayaan, dan DPK.

Adapun sepanjang tahun lalu, Bank Mega Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp238,72 miliar atau tumbuh 2,77 persen secara tahunan. Pertumbuhan laba didorong oleh kinerja pendapatan dari penyaluran dana yang tumbuh mencapai 31 persen yoy, mencapai total Rp1,21 triliun dari Rp920,53 miliar pada tahun 2022.

Baca juga: Bank Mega Syariah bidik penerbitan 2.500 Syariah Card selama Ramadhan
Baca juga: Bank Mega Syariah luncurkan program BBM di 6 kota