IHSG ditutup melemah di tengah 'wait and see' rilis data inflasi AS
26 Maret 2024 16:29 WIB
Seorang karyawan berdiri di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom/am.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah, di tengah pelaku pasar sedang bersikap 'wait and see' terhadap rilis data Personal Consumption Expenditures Price Index (PCE Price Index) dari Amerika Serikat (AS).
IHSG ditutup melemah 12,09 poin atau 0,16 persen ke posisi 7.365,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,11 poin atau 0,41 persen ke posisi 997,79.
“Investor mengambil sikap waspada menjelang rilis data inflasi AS pada Jumat (29/3) nanti. Data PCE Price Index di prediksi akan memperlihatkan tingkat inflasi yang masih tinggi," ujar Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Selain itu, investor mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan Bank Sentral AS The Federal dan bank-bank sentral utama lainnya mulai memangkas suku bunga acuan pada bulan-bulan mendatang.
Ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed pada Juni 2024 semakin besar dengan pelaku pasar melihat 71,9 persen peluang pemangkasan suku bunga paling tidak 25 basis poin (bps), atau naik dari sekitar 54,7 persen sepekan yang lalu
Bank Sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB) pada pekan lalu menjadi bank sentral besar pertama yang menurunkan suku bunga acuan sebagai sinyal kebijakan moneter akan semakin longgar, seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BOE) juga telah mengirim sinyal akan segera melonggarkan kebijakan moneter, sementara bank Sentral Eropa (ECB) diprediksi akan melakukan penurunan suku bunga di bulan Juni.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat yaitu dipimpin sektor energi yang naik sebesar 0,46 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor barang konsumen nonprimer yang masing-masing naik 0,35 persen dan 0,31 persen.
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi dimana sektor transportasi dan logistik turun paling dalam minus 3,35 persen, diikuti sektor industri dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing minus 0,87 persen dan 0,80 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IDPR, TNCA, ULTJ, LIVE dan SLIS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni COCO, CHEM, GIAA, LMAX, dan IDEA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 984.535 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,13 miliar lembar saham senilai Rp16,13 triliun. Sebanyak 219 saham naik, 356 saham menurun, dan 208 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain indeks Nikkei melemah 16,10 poin atau 0,04 persen ke 40.398,00, indeks Hang Seng menguat 144,67 poin atau 0,88 persen ke 16.618,32, indeks Shanghai menguat 5,16 poin atau 0,17 persen ke 3.031,47, dan indeks Strait Times menguat 38,63 poin atau 1,21 persen ke 3.236,73.
Baca juga: IHSG Selasa dibuka melemah 40,09 poin
Baca juga: IHSG diprediksi menguat saat pasar "wait and see" data ekonomi global
IHSG ditutup melemah 12,09 poin atau 0,16 persen ke posisi 7.365,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,11 poin atau 0,41 persen ke posisi 997,79.
“Investor mengambil sikap waspada menjelang rilis data inflasi AS pada Jumat (29/3) nanti. Data PCE Price Index di prediksi akan memperlihatkan tingkat inflasi yang masih tinggi," ujar Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Selain itu, investor mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan Bank Sentral AS The Federal dan bank-bank sentral utama lainnya mulai memangkas suku bunga acuan pada bulan-bulan mendatang.
Ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed pada Juni 2024 semakin besar dengan pelaku pasar melihat 71,9 persen peluang pemangkasan suku bunga paling tidak 25 basis poin (bps), atau naik dari sekitar 54,7 persen sepekan yang lalu
Bank Sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB) pada pekan lalu menjadi bank sentral besar pertama yang menurunkan suku bunga acuan sebagai sinyal kebijakan moneter akan semakin longgar, seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BOE) juga telah mengirim sinyal akan segera melonggarkan kebijakan moneter, sementara bank Sentral Eropa (ECB) diprediksi akan melakukan penurunan suku bunga di bulan Juni.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat yaitu dipimpin sektor energi yang naik sebesar 0,46 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor barang konsumen nonprimer yang masing-masing naik 0,35 persen dan 0,31 persen.
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi dimana sektor transportasi dan logistik turun paling dalam minus 3,35 persen, diikuti sektor industri dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing minus 0,87 persen dan 0,80 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IDPR, TNCA, ULTJ, LIVE dan SLIS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni COCO, CHEM, GIAA, LMAX, dan IDEA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 984.535 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,13 miliar lembar saham senilai Rp16,13 triliun. Sebanyak 219 saham naik, 356 saham menurun, dan 208 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain indeks Nikkei melemah 16,10 poin atau 0,04 persen ke 40.398,00, indeks Hang Seng menguat 144,67 poin atau 0,88 persen ke 16.618,32, indeks Shanghai menguat 5,16 poin atau 0,17 persen ke 3.031,47, dan indeks Strait Times menguat 38,63 poin atau 1,21 persen ke 3.236,73.
Baca juga: IHSG Selasa dibuka melemah 40,09 poin
Baca juga: IHSG diprediksi menguat saat pasar "wait and see" data ekonomi global
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: