Artikel
Asyiknya buka puasa bersama keluarga di Masjid Al-Akbar
Oleh Edy M Yakub
26 Maret 2024 14:39 WIB
Suasana buka puasa bersama (bukber) ribuan orang yang "ngabuburit" di kawasan taman Air Mancur di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Senin (25/3/2024). ANTARA/Humas MAS.
Surabaya/Jatim (ANTARA) - Sore itu, Rif'an, dari Sidoarjo, terlihat menggelar karpet di kawasan taman Air Mancur, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), untuk persiapan buka puasa bersama (bukber) dengan anak-istrinya dan ribuan orang yang "ngabuburit" di masjid nasional itu.
"Asyik. Fasilitas dan tempat di masjid ini memang asyik buat buka puasa bareng keluarga, semoga nanti saya bisa ngajak keluarga lagi untuk buka puasa di masjid ini," ucap Rif'an, ketika berbincang dengan ANTARA di Surabaya, Senin (25/3/2024) petang.
Bahkan, ia menilai kegiatan yang difasilitasi pengelola masjid itu selama bulan Ramadhan juga bagus sekali. Ada tadarus Qur'an, ada kajian ilmu, ada ustadz yang hebat, ada takjil, dan ada juga kupon.
Lebih dari itu, Rif'an mengaku dirinya mendapatkan banyak ilmu selama "ngaji ngabuburit" di masjid yang terletak di kawasan daerah Pagesangan, Kecamatan Jambangan, itu. Di masjid itu, masyarakat mengaku bisa berjeda dari urusan berbicara politik menuju ke mengaji yang edukatif. Pengelola masjid menyediakan ustadz yang mengajarkan meningkatkan shalat, shalat sunah tarawih, dan shalat sunah lainnya.
Juga, diajarkan amalan utama lain selama Ramadhan, di antaranya memperbanyak Baca Al Quran, bukan baca/tulis WA (medsos), serta meningkatkan dan memperbanyak sedekah dan zakat untuk meningkatkan kepedulian, bukan share info WA atau sedekah ghibah dengan digital.
Keasyikan yang sama tidak hanya dirasakan oleh keluarga Rif'an, tapi juga banyak keluarga atau komunitas GenZi (Generasi Z Islami) yang menikmati bukber di teras masjid, sejumlah taman yang di kawasan Masjid Al-Akbar, dan sebagainya.
"Benar, oke banget. Sembari menunggu waktu berbuka puasa, kita bisa melihat penampilan lomba-lomba dan juga ngaji ngabuburit setiap sore. Pengunjung juga mendapatkan menu buka puasa," kata Revarina Putri Auliya, jamaah GenZI dari Sidoarjo.
Tidak hanya Sidoarjo, GenZI dari Mojokerto yang berjarak 1 jam perjalanan ke Surabaya pun ramai-ramai meluangkan waktu untuk 'ngabuburit' di MAS, seperti Didik yang datang ke MAS bersama beberapa temannya.. Mereka menyatakan bahwa bukber di masjid itu enak, apalagi takjil yang disediakan juga gratis.
Selain itu, lokasi MAS yang luas membuat pengunjung merasa nyaman, ditambah dengan lokasi parkir dan petugas parkir dan petugas masjid yang ramah.
Rencananya, Didik akan mengajak teman yang lebih banyak lagi pada malam 27 Ramadhan 1445 H. Kebetulan pada malam 27 Ramadhan itu ada undian motor.
Ketertiban jamaah saat "ngabuburit" di masjid itu diapresiasi oleh Humas MAS H Helmy M Noor. Setiap hari pengelola masjid membagikan buka puasa kepada jamaah. Menu buka puasa itu dibagikan sebelum azan maghrib tiba agar tidak berebut.
Oleh karena itu, tidak ada lagi pembagian takjil setelah Shalat Maghrib, seperti tahun-tahun sebelumnya. Pengeloa masjid itu belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya bahwa kalau pembagian takjil dilakukan setelah shalat maghrib, jamaah akan berebut dan ada yang tidak kebagian jatah.
Setiap hari, pembagian Takjil Ngabuburit Ramadhan GenZi 1445 H juga terus bertambah. Awalnya, dibagikan sekitar 1.300-an takjil, tapi minggu ini sudah sekitar 1.800-an takjil. Diperkirakan menjelang malam 27 Ramadhan bisa mencapai 1.500-2.000 takjil.
Selain 1.500-2.000 nasi takjil yang disiapkan, setiap hari juga ada donasi dari jamaah berupa 100-500 nasi kotak atau makanan lainnya untuk takjil.
Pengelola juga menyiapkan 250 kardus air mineral yang berisi 12.000 air minuman ukuran gelas dan tersimpan dalam belasan lemari pendingin yang tersebar di beberapa titik lokasi masjid.
Pemberian takjil dan makanan untuk berbuka puasa itu hanya salah satu dari lima manfaat Ngaji Ngabuburit di MAS, yakni khotmil Qur'an, ngaji bareng ustadz kompeten, dapat takjil, makanan/nasi boks dan kupon motor yang diundi pada malam 27 Ramadhan.
Pada Malam 27 Ramadhan (6/4) itu, pengelola masjid mengadakan Lailatul Qiro'ah Menyambut Lailatul Qadar dengan qori-qoriah Nasional-Internasional, yakni KH Mu'min Aenul Mubarok (Qori Internasional), Ustadz Dzanial M Chubaibillah, Adinda Dinar Aulia Putri (Juara MTQ Nasional/2023), Ustadzah Diah Maghfiroh Wahyuni, Ustadz Abdul Jalil, dan Ananda Fathir Zulfiyan Alfi (Juara MTQ Jatim/2023).
Sejak diresmikan oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 10 November 2000, MAS memang didorong untuk berperan multidimensi (rahmatan lil aalamin), mulai peran religius/ibadah, kultural, edukasi/ngaji, lingkungan, wisata, hingga "ramah" GenZI.
Meski tidak meninggalkan generasi perintis yang berkiprah sejak 1995, MAS mengembangkan berbagai inovasi, seperti taman asmaul husna, taman edupark, green toilet, taman peradaban, taman genzi (selfi), taman air mancur, menara 99M, tempat singgah jamaah haji dan umrah, galeri sarung, foodcourt, dan sebagainya.
Tidak hanya warga Jawa Timur, namun Syech Ziyaad Patel dari Afrika yang sempat menjadi imam Shalat Jumat (22/3/2024) di Masjid itu pun menilai semua atmosfir yang ada di MAS memang bagus sekali.
Dia mengaku senang dengan suasana di masjid yang benar-benar besar, sesuai namanya, akbar. Bagi pria asal Afrika yang melakukan rihlah keliling sebagai imam masjid ke Surabaya, Malang, Jakarta, dan Semarang itu, Allah benar-benar memberi kebesaran di masjid itu.
"Asyik. Fasilitas dan tempat di masjid ini memang asyik buat buka puasa bareng keluarga, semoga nanti saya bisa ngajak keluarga lagi untuk buka puasa di masjid ini," ucap Rif'an, ketika berbincang dengan ANTARA di Surabaya, Senin (25/3/2024) petang.
Bahkan, ia menilai kegiatan yang difasilitasi pengelola masjid itu selama bulan Ramadhan juga bagus sekali. Ada tadarus Qur'an, ada kajian ilmu, ada ustadz yang hebat, ada takjil, dan ada juga kupon.
Lebih dari itu, Rif'an mengaku dirinya mendapatkan banyak ilmu selama "ngaji ngabuburit" di masjid yang terletak di kawasan daerah Pagesangan, Kecamatan Jambangan, itu. Di masjid itu, masyarakat mengaku bisa berjeda dari urusan berbicara politik menuju ke mengaji yang edukatif. Pengelola masjid menyediakan ustadz yang mengajarkan meningkatkan shalat, shalat sunah tarawih, dan shalat sunah lainnya.
Juga, diajarkan amalan utama lain selama Ramadhan, di antaranya memperbanyak Baca Al Quran, bukan baca/tulis WA (medsos), serta meningkatkan dan memperbanyak sedekah dan zakat untuk meningkatkan kepedulian, bukan share info WA atau sedekah ghibah dengan digital.
Keasyikan yang sama tidak hanya dirasakan oleh keluarga Rif'an, tapi juga banyak keluarga atau komunitas GenZi (Generasi Z Islami) yang menikmati bukber di teras masjid, sejumlah taman yang di kawasan Masjid Al-Akbar, dan sebagainya.
"Benar, oke banget. Sembari menunggu waktu berbuka puasa, kita bisa melihat penampilan lomba-lomba dan juga ngaji ngabuburit setiap sore. Pengunjung juga mendapatkan menu buka puasa," kata Revarina Putri Auliya, jamaah GenZI dari Sidoarjo.
Tidak hanya Sidoarjo, GenZI dari Mojokerto yang berjarak 1 jam perjalanan ke Surabaya pun ramai-ramai meluangkan waktu untuk 'ngabuburit' di MAS, seperti Didik yang datang ke MAS bersama beberapa temannya.. Mereka menyatakan bahwa bukber di masjid itu enak, apalagi takjil yang disediakan juga gratis.
Selain itu, lokasi MAS yang luas membuat pengunjung merasa nyaman, ditambah dengan lokasi parkir dan petugas parkir dan petugas masjid yang ramah.
Rencananya, Didik akan mengajak teman yang lebih banyak lagi pada malam 27 Ramadhan 1445 H. Kebetulan pada malam 27 Ramadhan itu ada undian motor.
Ketertiban jamaah saat "ngabuburit" di masjid itu diapresiasi oleh Humas MAS H Helmy M Noor. Setiap hari pengelola masjid membagikan buka puasa kepada jamaah. Menu buka puasa itu dibagikan sebelum azan maghrib tiba agar tidak berebut.
Oleh karena itu, tidak ada lagi pembagian takjil setelah Shalat Maghrib, seperti tahun-tahun sebelumnya. Pengeloa masjid itu belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya bahwa kalau pembagian takjil dilakukan setelah shalat maghrib, jamaah akan berebut dan ada yang tidak kebagian jatah.
Setiap hari, pembagian Takjil Ngabuburit Ramadhan GenZi 1445 H juga terus bertambah. Awalnya, dibagikan sekitar 1.300-an takjil, tapi minggu ini sudah sekitar 1.800-an takjil. Diperkirakan menjelang malam 27 Ramadhan bisa mencapai 1.500-2.000 takjil.
Selain 1.500-2.000 nasi takjil yang disiapkan, setiap hari juga ada donasi dari jamaah berupa 100-500 nasi kotak atau makanan lainnya untuk takjil.
Pengelola juga menyiapkan 250 kardus air mineral yang berisi 12.000 air minuman ukuran gelas dan tersimpan dalam belasan lemari pendingin yang tersebar di beberapa titik lokasi masjid.
Pemberian takjil dan makanan untuk berbuka puasa itu hanya salah satu dari lima manfaat Ngaji Ngabuburit di MAS, yakni khotmil Qur'an, ngaji bareng ustadz kompeten, dapat takjil, makanan/nasi boks dan kupon motor yang diundi pada malam 27 Ramadhan.
Pada Malam 27 Ramadhan (6/4) itu, pengelola masjid mengadakan Lailatul Qiro'ah Menyambut Lailatul Qadar dengan qori-qoriah Nasional-Internasional, yakni KH Mu'min Aenul Mubarok (Qori Internasional), Ustadz Dzanial M Chubaibillah, Adinda Dinar Aulia Putri (Juara MTQ Nasional/2023), Ustadzah Diah Maghfiroh Wahyuni, Ustadz Abdul Jalil, dan Ananda Fathir Zulfiyan Alfi (Juara MTQ Jatim/2023).
Sejak diresmikan oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 10 November 2000, MAS memang didorong untuk berperan multidimensi (rahmatan lil aalamin), mulai peran religius/ibadah, kultural, edukasi/ngaji, lingkungan, wisata, hingga "ramah" GenZI.
Meski tidak meninggalkan generasi perintis yang berkiprah sejak 1995, MAS mengembangkan berbagai inovasi, seperti taman asmaul husna, taman edupark, green toilet, taman peradaban, taman genzi (selfi), taman air mancur, menara 99M, tempat singgah jamaah haji dan umrah, galeri sarung, foodcourt, dan sebagainya.
Tidak hanya warga Jawa Timur, namun Syech Ziyaad Patel dari Afrika yang sempat menjadi imam Shalat Jumat (22/3/2024) di Masjid itu pun menilai semua atmosfir yang ada di MAS memang bagus sekali.
Dia mengaku senang dengan suasana di masjid yang benar-benar besar, sesuai namanya, akbar. Bagi pria asal Afrika yang melakukan rihlah keliling sebagai imam masjid ke Surabaya, Malang, Jakarta, dan Semarang itu, Allah benar-benar memberi kebesaran di masjid itu.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: