Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Divers Clean Action (DCA) meluncurkan proyek PHINLA 2 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi komunitas, menjadi pusat pengetahuan sekaligus mendorong penerapan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Berdasarkan rilis yang disiarkan oleh Wahana Visi Indonesia yang disiarkan di Jakarta pada Selasa, proyek tersebut akan berjalan hingga September 2027 dan didukung oleh Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) sebesar EUR 1.5 juta.

"Kami senang PHINLA 2 ingin melanjutkan kerja sama. Salah satu yang ingin didorong adalah bagaimana masyarakat peduli pada pengelolaan sampah untuk membantu Pemprov DKI Jakarta,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto.

Pihaknya pun berharap kerja sama dengan PHINLA 2 dapat berjalan dengan baik karena pemerintah sejatinya tidak dapat berjalan sendiri dan terus mencari mitra-mitra yang bisa berkolaborasi dalam mendorong pengelolaan sampah.

Baca juga: MRT Jakarta edukasi budaya buang sampah hingga pembayaran non tunai

Baca juga: Peneliti BRIN sebut ada urgensi pengurangan sampah dari sumber
Proyek PHINLA 2 dibentuk dan dipantau oleh World Vision Development Foundation Filipina (WDVF), World Vision Lanka, dan WVI.

Pendekatan multi negara itu mendorong teratasinya dua masalah utama sekaligus. Pertama, banyaknya orang yang masih hidup dalam kemiskinan dan meningkatnya gerakan urbanisasi yang berakibat daerah kumuh tumbuh secara pesat. Kedua, tidak seimbangnya produksi sampah tanpa pengelolaan yang baik dan menyebabkan pencemaran air serta penyakit serius.

Humanitarian Emergency Affair Director WVI Yacobus Runtuwene menjelaskan “Fase 2 proyek tersebut melibatkan 11 kelurahan di Jakarta dengan mengedepankan pentingnya edukasi dalam menjaga lingkungan.

Ia menyebutkan lebih dari 20.000 masyarakat teredukasi tentang pengelolaan sampah, dengan peningkatan signifikan dalam jumlah sampah yang terkelola secara ekonomis dengan adanya proyek tahun sebelumnya.

Hal tersebut terlihat lewat meningkatnya jumlah sampah dikelola di tahun 2022. Sebelumnya pada tahun 2021, jumlah sampah yang dikelola sebanyak 71 ton, dengan nilai penjualan 146 juta rupiah. Angka itu meningkat di tahun 2022 dengan jumlah sampah terkelola sebanyak 88 ton, dan nilai penjualan 172 juta rupiah.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pelibatan pemangku kepentingan yang relevan dalam merancang intervensi akan meningkatkan kemungkinan replikasi praktik PHINLA sehingga pemangku kepentingan di tingkat mikro, makro, meso, hingga nasional dapat memasukkan Manajemen Limbah Padat ke dalam daftar prioritas program mereka.*

Baca juga: Ratusan RW di Jakarta Selatan sudah terima sarpras olah sampah

Baca juga: Sudin LH Jaksel minta warga minimalkan penggunaan kantong plastik