Jakarta (ANTARA News) - Penderita diabetes yang mengalami gangguan infeksi pada kaki tidak harus selalu memotong atau mengamputasi kakinya, kata dokter ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Dr. Em Yunir, SpPD-KEMD.
Dalam seminar tentang kaki diabetik di Jakarta, Rabu, ia menjelaskan bahwa ada beberapa tindakan medis yang bisa dilakukan untuk menekan kemungkinan amputasi kaki diabetik, termasuk endovaskular dan by pass.
"Pelaksanaannya sama seperti untuk operasi jantung," katanya.
Yunir menjelaskan, penanganan infeksi yang terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat tersebut bisa dilakukan dengan cara ballooning atau mengembangkan pembuluh yang tersumbat.
Jika pembuluh tersebut dirasa tidak cukup kuat setelah ballooning maka akan dilakukan pemasangan ring untuk memperlancar aliran darah, jelas dia.
"Karena kalau alirannya buruk, jelas akan semakin memperparah luka yang ada," katanya.
Dia juga menyarankan penyandang diabetes yang mengalami luka pada kaki untuk segera membersihkan luka menggunakan air steril, lalu membubuhkan obat luka sebagai tindakan pencegahan sebelum observasi lebih lanjut.
"Kalau kering berarti ringan, kalau tidak, ya, harus langsung ke dokter," katanya.
Ia mengatakan, penanganan luka secara dini bisa mengurangi kemungkinan kaki harus diamputasi.
"Kalau masih grade satu, bisa sembuh dan tanpa amputasi," katanya.
Kaki diabetik tidak harus selalu diamputasi
30 Oktober 2013 16:04 WIB
Seorang petugas memeriksa kadar gula darah seorang pasien penderita diabetes (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean )
Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: