Wamenkeu jelaskan komitmen RI soal iklim di depan investor SUN
25 Maret 2024 16:49 WIB
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melakukan pertemuan dengan para investor Surat Utang Negara (SUN) Pemerintah Indonesia di beberapa kota di Eropa dalam rangkaian kunjungan kerjanya yang berlangsung pada 13-19 Maret 2024. ANTARA/HO-Kementerian Keuangan.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menjelaskan komitmen Indonesia mengenai isu perubahan iklim di depan para investor surat utang negara (SUN) saat kunjungan kerjanya di beberapa kota di Eropa.
“Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki komitmen dan inisiatif yang besar dalam pengelolaan isu perubahan iklim. Pada saat Keketuaan Indonesia dalam G20, isu ini diangkat oleh Indonesia hingga menghasilkan berbagai kesepakatan dan komitmen global,” kata Suahasil di Jakarta, Senin.
Topik perubahan iklim merupakan topik yang cukup relevan bagi investor di kawasan Eropa karena isu ekonomi hijau dan ESG merupakan isu sentral.
Banyak negara-negara Eropa sudah mulai menerapkan berbagai kebijakan terkait pengelolaan perubahan iklim, termasuk dalam hal arah kebijakan investasi investor korporat dan sektor keuangan. Dalam sisi pembiayaan sektor keuangan, banyak investor Eropa yang mencari instrumen investasi yang juga dikaitkan dengan pembangunan hijau.
Dalam konteks itu, Indonesia juga melakukan berbagai komitmen.
Dari sisi domestik, sejumlah inisiatif juga telah dilakukan Indonesia untuk mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) serta Net Zero target Indonesia, antara lain melalui berbagai infrastruktur hijau, pengembangan Just Energy Transition Partnership (JETP), Energy Transition Mechanism (ETM), serta pengembangan pasar karbon domestik.
Penerbitan obligasi negara tematik untuk pembiayaan APBN Indonesia saat ini juga makin fleksibel, termasuk pengembangan instrumen pembiayaan yang didasari oleh proyek ekonomi hijau.
Wamenkeu mengatakan pencapaian target pertumbuhan dan pengelolaan lingkungan merupakan kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Isu tersebut menjadi isu sentral pada diskursus global, baik itu dalam tataran bilateral maupun multilateral.
“Berbagai komitmen dan inisiatif Indonesia dalam isu ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah berani maju di depan. Hal ini yang perlu terus kita sampaikan kepada masyarakat internasional, termasuk kepada investor-investor pasar keuangan global,” tutur dia.
Baca juga: Pemerintah serap Rp2,47 triliun dari lelang pembelian kembali SUN
Baca juga: Kemenkeu: Minat lelang SUN 2,45 kali lipat dari target
Baca juga: Jepang resesi, pemerintah lebih cermat terbitkan surat utang
“Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki komitmen dan inisiatif yang besar dalam pengelolaan isu perubahan iklim. Pada saat Keketuaan Indonesia dalam G20, isu ini diangkat oleh Indonesia hingga menghasilkan berbagai kesepakatan dan komitmen global,” kata Suahasil di Jakarta, Senin.
Topik perubahan iklim merupakan topik yang cukup relevan bagi investor di kawasan Eropa karena isu ekonomi hijau dan ESG merupakan isu sentral.
Banyak negara-negara Eropa sudah mulai menerapkan berbagai kebijakan terkait pengelolaan perubahan iklim, termasuk dalam hal arah kebijakan investasi investor korporat dan sektor keuangan. Dalam sisi pembiayaan sektor keuangan, banyak investor Eropa yang mencari instrumen investasi yang juga dikaitkan dengan pembangunan hijau.
Dalam konteks itu, Indonesia juga melakukan berbagai komitmen.
Dari sisi domestik, sejumlah inisiatif juga telah dilakukan Indonesia untuk mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) serta Net Zero target Indonesia, antara lain melalui berbagai infrastruktur hijau, pengembangan Just Energy Transition Partnership (JETP), Energy Transition Mechanism (ETM), serta pengembangan pasar karbon domestik.
Penerbitan obligasi negara tematik untuk pembiayaan APBN Indonesia saat ini juga makin fleksibel, termasuk pengembangan instrumen pembiayaan yang didasari oleh proyek ekonomi hijau.
Wamenkeu mengatakan pencapaian target pertumbuhan dan pengelolaan lingkungan merupakan kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Isu tersebut menjadi isu sentral pada diskursus global, baik itu dalam tataran bilateral maupun multilateral.
“Berbagai komitmen dan inisiatif Indonesia dalam isu ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah berani maju di depan. Hal ini yang perlu terus kita sampaikan kepada masyarakat internasional, termasuk kepada investor-investor pasar keuangan global,” tutur dia.
Baca juga: Pemerintah serap Rp2,47 triliun dari lelang pembelian kembali SUN
Baca juga: Kemenkeu: Minat lelang SUN 2,45 kali lipat dari target
Baca juga: Jepang resesi, pemerintah lebih cermat terbitkan surat utang
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: