Rupiah bertahan di posisi Rp11.105 per dolar AS
30 Oktober 2013 10:46 WIB
Nasabah mengamati nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di layanan transaksi valas Bank Mandiri di Jakarta. Pada Rabu (30/10), nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta bertahan di posisi Rp11.105 per dolar AS.(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta bertahan di posisi Rp11.105 per dolar AS pada Rabu pagi.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar masih menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) dalam dua hari ini sehingga fluktuasi di pasar uang cenderung mendatar.
"Pelaku pasar pun cenderung menahan transaksinya di pasar uang sebagai langkah antisipasi terhadap hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal the Fed itu," katanya.
Ia menambahkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang pada Selasa (29/10) sempat tertekan bisa membuka tren penguatan jika pertemuan The Fed menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan harapan pasar.
Dari dalam negeri, lanjut dia, momentum penguatan rupiah masih terbuka seiring ekspektasi pasar bahwa inflasi Oktober tahun ini tidak terlalu tinggi atau masih sesuai estimasi pemerintah di bawah 0,4 persen.
Kepala Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan indeks mata uang dolar AS terhadap rupiah cenderung masih mendatar pada Rabu karena investor masih bersikap waspada terhadap rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC).
"Dolar AS masih berpotensi mengalami tekanan akibat ekspektasi pemangkasan stimulus The Fed akan lebih lama dibanding perkiraan sebelumnya," katanya.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar masih menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) dalam dua hari ini sehingga fluktuasi di pasar uang cenderung mendatar.
"Pelaku pasar pun cenderung menahan transaksinya di pasar uang sebagai langkah antisipasi terhadap hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal the Fed itu," katanya.
Ia menambahkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang pada Selasa (29/10) sempat tertekan bisa membuka tren penguatan jika pertemuan The Fed menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan harapan pasar.
Dari dalam negeri, lanjut dia, momentum penguatan rupiah masih terbuka seiring ekspektasi pasar bahwa inflasi Oktober tahun ini tidak terlalu tinggi atau masih sesuai estimasi pemerintah di bawah 0,4 persen.
Kepala Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan indeks mata uang dolar AS terhadap rupiah cenderung masih mendatar pada Rabu karena investor masih bersikap waspada terhadap rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC).
"Dolar AS masih berpotensi mengalami tekanan akibat ekspektasi pemangkasan stimulus The Fed akan lebih lama dibanding perkiraan sebelumnya," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: