Jakarta (ANTARA News) - Mengejar penjahat yang ngebut dengan kendaraan mungkin tak perlu lagi karena polisi punya alat baru yang disebut "peluru GPS".

Peluru GPS (Global Positioning System) tersebut akan mendeteksi lokasi mobil orang yang dikejar.

Peluru tersebut dirancang agar polisi tidak perlu berlama-lama mengejar tersangka yang sedang ngebut dengan kecepatan tinggi.

Alat ini membuat pihak berwajib bisa menyusuri jejak tersangka tanpa harus membahayakan jiwa.

Sistem GPS ini bekerja begitu polisi menekan tombol di dalam mobil.

Tombol tersebut memicu peluru yang ditembakkan dari bagian depan mobil polisi, tepatnya dari grill depan.

Ketika peluru tersebut menempel di mobil penjahat, polisi bisa menghentikan pengejaran.

Mereka bisa melacak serta menetukan lokasi kendaraan tersangka dan langsung mendatanginya.

Peluru tersebut ditembakkan dengan alat bertekanan udara dan diarahkan dengan laser.

Sistem ini sudah dipakai di empat negara bagian Amerika Serikat yakni Iowa, Florida, Arizona, dan Colorado.

Biaya yang dibutuhkan untuk memasang alat ini mencapai 5 ribu dolar dan harga untuk setiap pelurunya 5 ratus dolar Amerika.

Alat itu diproduksi oleh perusahaan Starchase.

"Ini adalah taktik penting untuk kepolisian. Kami sudah menyelamatkan gadis kecil dari penjualan manusia hingga memberhentikan pengendara yang mabuk," kata Presiden Starchase, Trevor Fischbacch.

Menurut Starchase, di Amerika Serikat setiap tahun terjadi lebih dari 100 ribu pengejaran dengan kendaraan berkecepatan tinggi.

Pengejaran tersebut membahayakan pelaku, polisi, maupun masyarakat.

Padahal, lanjut Starchase, 85 persen pengejaran tersebut dipicu oleh pelanggaran nonkekerasan.

Jutaan dolar juga dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat untuk biaya asuransi, pengobatan medis, dan ganti rugi pengejaran.