Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Dokter hewan dari Animal Sangtuari Trust Indonesia (ASTI) menemukan gejala abnormalitas pada paru-paru harimau penghuni vila 90 di Kampung Bojong Honje, Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Saat dilakukan pemeriksaan paru-paru, ada infeksi pernafasan, terdapat cairan belum diketahui apa penyebabnya, apakah karena virus atau bawaan, masih perlu dilakukan pemeriksaan lanjut," kata drh Andita Septi Andini dari ASTI, saat ditemui, Selasa.

Andita menyebutkan penyakit tersebut umum diderita jenis kucing, dan biasa menyerang satwa yang dipelihara di perumahan.

Ia mengatakan satwa seperti harimau mudah terinvekasi virus Calici yang berasal dari kucing apabila ia memiliki riwayat pernah dipelihara di rumah.

"Umumnya, harimau kalau dipelihara di rumah bisa mengidap penyakit ini, abnormalitas paru, yakni adanya cairan pada paru-paru," kata Andita.

Menurut Andita, penyakit yang disebabkan oleh Calici virus tersebut bila dibiarkan akan berdampak pada kematian hewan tersebut, sehingga harus segera ditangani.

Sementara itu, secara fisik kondisi harimau yang diduga berjenis harimau sumatera tersebut dalam keadaan baik. Harimau yang diberi naman Euro oleh pemiliknya diperkirakan berusia tiga tahun.

Berdasarkan hasil pengukuran tenaga kesehatan hewan dari ASTI, harimau tersebut memiliki panjang sekitar 183 cm dengan tinggi sekitar 44 cm.

Menurut petugas penjaga vila, harimau tersebut telah menghuni vila 90 sejak masih kecil dan masih menyusui dengan botol yang diperkirakan berusia delapan bulan.

Belum diketahui pasti jenis harimau tersebut apakah harimau sumatera atau benggala, untuk memastikannya ASTI melakukan tes DNA untuk mengetahui jenis sebenarnya.

"Kalau jenis DNA menunjukkan jenis benggala, kami akan serahkan kebijakan kepada BKSDA apakah akan dikembalikan atau diserahkan ke kebun binatang," ujarnya.

Harimau tersebut telah dievakuasi dari vila dan dibawa ke pusat konservasi hewan ASTI di Megamendung. Harimau tersebut akan menjalani perawatan medis dan rehabilitasi di ASTI hingga kondisinya baik sebelum dilepasliarkan.

Selain Euro, ASTI juga sedang merehabilitasi seekor harimau sumatera yang diberi nama Leony. Harimau berjenis kelamin perempuan tersebut ditemukan petugas dari perdagangan satwa di wilayah Jakarta.

Leony sudah berada di Pusat Pemeliharaan Satwa ASTI sejak 4 tahun yang lalu. Rencana hewan karnivora tersebut akan diserahkan ke BKSDA Tidar Kerinci Agung, Sumatera Barat.

Euro dan Leony menempati pusat pemeliharaan satwa ASTI bersama sejumlah satwa lainnya yang diselamatkan dalam operasi petugas BKSDA dan ASTI di wilayah Jakarta dan Bogor seperti lutung, owa jawa, owa sumatera, siamang dan sejumlah satwa lainnya.