"Kami pemerintah kota menghitung, kemudian mengetahui kembali kekuatan dari gedung rumah sakit terhadap daya gempa," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu.
Penghitungan pada bangunan rumah sakit itu menyusul peristiwa gempa bumi yang terjadi di 130 kilometer timur laut Tuban.
Tahapan tersebut dilakukan dengan menggandeng pihak perguruan tinggi dan para profesional.
"Kami lihat pasti punya gambar, pasti sudah ada perencanaannya, dan penghitungan strukturnya. Nanti kami sampaikan hasilnya," ucapnya.
Salah satu fasilitas kesehatan yang akan dilakukan asesmen penghitungan oleh Pemkot Surabaya adalah Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair).
Baca juga: Pasien RS Unair Surabaya dievakuasi ke luar gedung pascagempa
Baca juga: BPBD dirikan tenda darurat perawatan pasien RS Unair pascagempa
Kemudian, saat di luar para tenaga kesehatan juga terus memantau perkembangan kondisi kesehatan para pasien.
"Kemarin juga langsung disiapkan tenda. Pasien sudah masuk kembali ke dalam, meskipun tidak semua lantai dipakai dan hanya sampai lantai ketiga hari ini," tuturnya.
Sebelumnya, pasien yang dirawat di Rumah Sakit Unair Surabaya, Jawa Timur, dievakuasi keluar gedung pascagempa susulan magnitudo 6,5 yang terjadi Jumat (22/3) siang.
Pantauan ANTARA di lokasi, area parkir RS Unair hingga pukul 18.18 WIB dipenuhi oleh pasien yang juga didampingi oleh keluarganya. Lokasi penampungan pasien itu tepat berada di depan lobi utama rumah sakit.
Pasien-pasien yang sedang menjalani perawatan itu seluruhnya ditempatkan di tempat tidur beserta selang infus yang terpasang di bagian tangan.
Baca juga: Pemrov Jatim kirimkan bantuan makanan hingga tenda bagi warga Bawean
Baca juga: Puskris Kesehatan: Korban terparah gempa di Bawean sudah tertangani