Jembrana, Bali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali berusaha membangkitkan dokar sebagai salah satu moda transportasi umum yang kini nyaris punah untuk menunjang usaha pariwisata di daerah itu.

"Dulu ada ratusan dokar di Kota Negara. Sekarang hanya tinggal enam. Kami berusaha untuk kembali membangkitkan transportasi tradisional ini," kata Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat memberikan bantuan kepada kusir dokar di depan Pura Jagatnatha Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu.

Bupati Jembrana Nengah Tamba mengatakan, keberadaan moda transportasi ini bisa dipertahankan dengan menjadikan dokar sebagai sarana angkutan pariwisata.

Karena itu, kata dia, Pemkab Jembrana merancang integrasi dokar dengan beberapa objek wisata di Kota Negara sehingga alat transportasi yang ditarik kuda ini bisa menjadi ikon ibukota Kabupaten Jembrana tersebut.

"Dokar di Jembrana tidak hanya sekedar sarana transportasi, tapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya. Kalau tidak diperhatikan dan dilestarikan, tidak lama lagi akan punah," katanya.

Terus berkurangnya jumlah dokar di Kota Negara, menurut dia, dipengaruhi sejumlah faktor seperti semakin banyak alat transportasi modern serta tidak adanya regenerasi kusir dokar.

Agar menarik minat masyarakat termasuk wisatawan, Pemkab Jembrana memberikan bantuan Rp7 juta untuk memperbaiki dan mempercantik dokar yang tersisa.

Rencananya, pihaknya juga akan menempatkan parkir dokar di lokasi yang bisa dilihat banyak orang seperti di depan Kebun Raya Jagatnatha dan depan Puri Negara.

Ngurah Putu Aryana, salah seorang kusir dokar mengungkapkan, jumlah moda transportasi tradisional itu kini hanya tersisa enam unit.

Padahal, kata dia, pada tahun 1980-an, jumlah dokar yang beroperasi mencapai ratusan unit, dan terus merosot seiring pertumbuhan kendaraan modern seperti sepeda motor.

Menurut dia, salah satu faktor kusir dokar tidak lagi menjadi profesi yang menarik karena antara pendapatan dan biaya pemeliharaan yang tidak seimbang.

"Biaya pemeliharaan rutin khususnya untuk kuda bisa mencapai Rp50.000 setiap hari. Sementara tidak setiap hari kami mendapatkan hasil yang lebih dari itu," katanya.

Akibat pendapatan yang minim bahkan rugi ini, dia mengungkapkan, banyak pemilik dokar yang menjual alat transportasi itu ke Jawa.

Ia dan kusir dokar yang tersisa berharap, bantuan dan perhatian Pemkab Jembrana bisa menjaga bahkan membangkitkan kembali dokar di daerah tersebut.

Baca juga: Pemkab Jembrana sediakan angkutan gratis untuk siswa tidak mampu
Baca juga: Pemerintah pusat mengatasi abrasi di objek wisata kuliner Jembrana
Baca juga: Layanan dokar gratis di Denpasar sudah dinikmati lebih 1.000 wisatawan