Ditulis kaman Gulf News, Jumat (22/3) pendiri toko konsep Stylexia yang berbasis di UEA Alaa Tarek Mohamed Ali, mengatakan Ramadan adalah saat ketika busana sederhana melampaui sekadar pakaian dan menjadi pernyataan iman, rasa hormat, dan gaya pribadi untuk digunakan siang maupun malam hari.
"Potongan klasik ditata ulang, menampilkan evolusi fesyen sederhana, elemen seperti kain yang menyerap keringat, desain yang elegan, dan warna-warna cerah namun penuh cita rasa dipilih karena memenuhi kebutuhan akan kenyamanan, keindahan, dan perayaan selama bulan suci. Motif tradisional juga dipadukan, memberikan penghormatan terhadap warisan budaya sekaligus menarik selera modern," kata Ali.
Baca juga: Perpaduan katun dan rajut akan jadi tren fashion tahun ini
Baca juga: Pengusaha fesyen ungkap prediksi tren busana Muslim saat Lebaran
Bahan-bahan yang ringan, siluet yang longgar, dan desain yang menyerap keringat menjadi favorit, mencerminkan tren fesyen sederhana yang dianut banyak orang selama bulan Ramadhan.
Selain itu, Ramadhan memengaruhi palet warna, dengan preferensi pada warna yang lebih kalem dan hiasan sederhana yang memancarkan kecanggihan tanpa terlalu mencolok.
Hazar Haute Couture, butik pakaian pengantin dan gaun malam mewah di Dubai, berfokus pada detail yang mencerminkan kesopanan dengan tetap menjaga estetika gaun mereka. Mereka mendesain pakaian yang tidak terlalu terbuka, dengan fokus pada pakaian luar seperti jubah dramatis, lengan yang bisa dilepas, bolero, dan rok luar yang bisa dilepas untuk menambah kecanggihan, modernitas, dan gaya.
“Kami juga fokus pada pakaian luar yang dapat menambahkan lapisan kecanggihan, modernitas, dan gaya sehingga Anda akan melihat jubah dramatis, lengan yang bisa dilepas, bolero, dan rok yang bisa dilepas,” kata juru bicara merek tersebut.
"Ini memberikan gambaran sekilas tentang arah mode masa depan yang mengutamakan keterbukaan, kreativitas, dan koneksi, Ini merupakan bukti arah tujuan kita bersama, menyambut dunia yang semakin bersatu dan sadar," kata Ali.
Ada peningkatan penekanan pada keserbagunaan dan kenyamanan dalam busana sopan (modest fashion), dan semakin meningkatnya apresiasi terhadap interpretasi modern terhadap gaya tradisional, dan inklusivitas dalam busana sederhana.
Tren ini mencerminkan pergeseran masyarakat yang lebih luas menuju inklusivitas, keberlanjutan, dan ekspresi individu.