BBMKG Bali bakal jadi serep Jakarta untuk peringatan dini tsunami
22 Maret 2024 13:36 WIB
Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho (tengah) memberikan keterangan pers terkait musim kemarau 2024 di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (22/3/2024) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Badung, Bali (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, menjadi kantor cadangan (serep) kantor pusat di Jakarta untuk peringatan dini tsunami secara nasional (Indonesia Tsunami Early Warning System/InaTEWS).
“Kami targetkan akhir tahun sudah rampung pembangunan gedungnya dan Insya Allah mulai beroperasi 2025,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Kuta, Bali, Jumat.
Saat ini, lanjutnya, BMKG sedang menggenjot pembangunan gedung yang rencananya memiliki empat lantai pada lahan seluas 2.000 meter persegi, yang lokasinya disamping Gedung BBMKG Wilayah III Denpasar di Jalan Raya Kuta, Badung, Bali.
Baca juga: Gempa Tuban getarkan sejumlah daerah di Pulau Jawa hingga skala IV
Ia menyebutkan dipilihnya Bali sebagai lokasi cadangan, selain Jakarta, untuk peringatan dini karena infrastruktur di Pulau Dewata dinilai lebih lengkap dan siap.
Selain menjadi gedung pusat komando InaTEWS, gedung baru itu juga akan menjadi pusat prakiraan untuk cuaca nasional secara digital.
Nantinya gedung baru itu dilengkapi dengan peralatan yang sudah digunakan saat ini, termasuk memindahkan beberapa peralatan dari gedung BBMKG Denpasar yang saat ini ditempati.
“BMKG membangun gedung ini sebagai representatif gedung operasional, yang mana saat terjadi kejadian ekstrem, misalnya gempa bumi besar dan cuaca ekstrem, kami tetap bisa bekerja,” katanya.
Baca juga: Komisi V minta BMKG tingkatkan sistem peringatan dini
Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sudah melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung baru BMKG di Bali itu pada 2 Februari 2024.
Nantinya gedung baru di Bali itu menjadi tolok ukur lembaga Meteorologi Klimatologi serta Geofisika Internasional dalam menunjukkan konsistensi Indonesia menyediakan layanan informasi dan data, yang tidak hanya diperuntukkan di level nasional namun juga level dunia
BMKG mengusulkan kepada DPR RI untuk menggunakan anggaran sebesar Rp235 miliar dari dana Bank Dunia sebesar 85 juta dolar AS untuk membangun dua gedung baru yakni di Jakarta dan Bali.
Baca juga: Komisi V DPR minta BMKG jaga keakuratan informasi peringatan dini
“Kami targetkan akhir tahun sudah rampung pembangunan gedungnya dan Insya Allah mulai beroperasi 2025,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Kuta, Bali, Jumat.
Saat ini, lanjutnya, BMKG sedang menggenjot pembangunan gedung yang rencananya memiliki empat lantai pada lahan seluas 2.000 meter persegi, yang lokasinya disamping Gedung BBMKG Wilayah III Denpasar di Jalan Raya Kuta, Badung, Bali.
Baca juga: Gempa Tuban getarkan sejumlah daerah di Pulau Jawa hingga skala IV
Ia menyebutkan dipilihnya Bali sebagai lokasi cadangan, selain Jakarta, untuk peringatan dini karena infrastruktur di Pulau Dewata dinilai lebih lengkap dan siap.
Selain menjadi gedung pusat komando InaTEWS, gedung baru itu juga akan menjadi pusat prakiraan untuk cuaca nasional secara digital.
Nantinya gedung baru itu dilengkapi dengan peralatan yang sudah digunakan saat ini, termasuk memindahkan beberapa peralatan dari gedung BBMKG Denpasar yang saat ini ditempati.
“BMKG membangun gedung ini sebagai representatif gedung operasional, yang mana saat terjadi kejadian ekstrem, misalnya gempa bumi besar dan cuaca ekstrem, kami tetap bisa bekerja,” katanya.
Baca juga: Komisi V minta BMKG tingkatkan sistem peringatan dini
Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sudah melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung baru BMKG di Bali itu pada 2 Februari 2024.
Nantinya gedung baru di Bali itu menjadi tolok ukur lembaga Meteorologi Klimatologi serta Geofisika Internasional dalam menunjukkan konsistensi Indonesia menyediakan layanan informasi dan data, yang tidak hanya diperuntukkan di level nasional namun juga level dunia
BMKG mengusulkan kepada DPR RI untuk menggunakan anggaran sebesar Rp235 miliar dari dana Bank Dunia sebesar 85 juta dolar AS untuk membangun dua gedung baru yakni di Jakarta dan Bali.
Baca juga: Komisi V DPR minta BMKG jaga keakuratan informasi peringatan dini
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: