Jakarta (ANTARA) - Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur memperkirakan Bitcoin (BTC) kemungkinan berpeluang kembali ke level all-time high (ATH) sebelum memasuki wilayah overbought atau keadaan jenuh beli.


“Pembacaan RSI 14 Harian menunjukkan BTC kemungkinan besar akan kembali ke ATH 73.808 dolar AS sebelum memasuki wilayah overbought," kata Fyqieh dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Namun, apabila penurunan kembali terjadi dan melewati level 65.000 dolar AS, Fyqieh mengatakan hal ini dapat membuat Bitcoin bergerak ke level support 64.000 dolar AS.

Analisis teknikal Bitcoin telah berada jauh di atas Exponential Moving Average (EMA) 50 hari dan 200 hari yang menegaskan sinyal harga bullish.
Tokocrypto memperkirakan, penembusan harga Bitcoin di atas level resistensi 69.000 dolar AS akan mendukung pergerakan menuju ATH 73.808 dolar AS. Kembalinya ke ATH bahkan dapat membuat kenaikan mencapai level 75.000 dolar AS atau sekitar Rp 1,17 miliar


Pernyataan dovish dari Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed baru-baru ini memberikan angin segar bagi pasar kripto, terutama bagi Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Fyqieh mengatakan, Bitcoin berhasil melonjak kembali di atas 67.000 dolar AS dan Ethereum (ETH) naik di atas 3.500 dolar AS.

“Yang menarik adalah bahwa kenaikan harga ini tampaknya didorong oleh permintaan perdagangan pasar spot. Data arus masuk ETF BTC spot pun dapat mengkonfirmasi permintaan BTC yang meningkat," kata Fyqieh.

Sementara itu, Fyqieh juga menilai kekhawatiran atas penurunan harga Ethereum telah mereda meskipun ada berita tentang upaya SEC untuk mengklasifikasikan ETH sebagai sekuritas. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen pasar tetap positif, meskipun ada potensi hambatan regulasi.

Merujuk pada kondisi pasar, Tokocrypto menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mempertimbangkan strategi investasi, seperti Dollar Cost Averaging (DCA), untuk mengumpulkan Bitcoin atau Ethereum dengan harga yang lebih terjangkau sebelum pasar bergerak naik lebih cepat.

Fyqieh menilai, strategi tersebut dapat menguntungkan saat memasuki kuartal berikutnya dengan harapan kondisi pasar yang lebih kondusif.

“Menjelang peristiwa halving, harga BTC tampaknya akan menjadi lebih volatile, menawarkan peluang bagi para trader yang berhati-hati untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga yang signifikan. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan risiko yang terkait dengan volatilitas pasar yang tinggi," kata Fyqieh.

Dalam konteks halving BTC, yang secara historis telah memicu peningkatan harga dalam jangka panjang, Tokocrypto memandang bahwa strategi jangka panjang mungkin lebih menguntungkan dibandingkan dengan trading jangka pendek.
Investor yang memiliki visi jangka panjang mungkin menemukan hal tersebut sebagai kesempatan untuk menambah posisi mereka di BTC, sambil tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi harga pasca-halving.

Baca juga: Bappebti optimis tren positif pasar kripto terus berlanjut
Baca juga: Indodax: Bitcoin jadi alternatif investasi di tengah gejolak ekonomi
Baca juga: Tokocrypto ingatkan investor harus hati-hati amati pergerakan Bitcoin