"Program SMK keunggulan dapat mendorong proses pembelajaran berbasis produksi atau teaching factory agar semakin baik, dan dampaknya dapat dirasakan pengguna atau satuan pendidikan," ujar Wardani dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, program SMK pusat keunggulan hingga saat ini sudah mencapai 1.850 SMK yang sudah difasilitasi dalam pengembangan.
Adapun pengembangan tersebut bermuara pada tiga perubahan pola pikir (mindset), yaitu kepemimpinan kepala sekolah, kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha juga dunia industri, serta penyerapan tamatan, yang berdampak pada peningkatan kualitas SMK.
"Dampak yang saat ini yang dirasakan SMK pusat keunggulan dilihat dari rapor pendidikan, rata-rata SMK pusat keunggulan lebih tinggi dari SMK yang umum," ujar dia.
Menurutnya, program SMK keunggulan juga akan mendorong SMK-SMK lain dalam pengimbasan, atau mengajak sekolah lain agar turut serta maju dalam pembelajaran berbasis produksi.
"Harapannya, dampak pengimbasan ini juga bisa segera terjadi pada SMK-SMK lain dalam perencanaan berbasis data juga implementasi kurikulum merdeka," ucapnya.
Ia mencontohkan salah satu SMK Batu Sangkar di Sumatera Barat yang menjalin kerja sama dengan Perusahaan Farm Hill untuk memproduksi green house dan bisa mengisi pasar-pasar buah di Sumatera Barat serta Sumatera Selatan.
Baca juga: Siswa siap kerja, wirausaha, dan studi bersama SMK PK
Baca juga: Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka kian diminati satuan pendidikan
Baca juga: Kemendikbudristek sebut skema pemadanan perbaharui inovasi vokasi