Jakarta (ANTARA) - Aktivis dari Indonesia Muda Untuk Tuberkulosis (IMUT) Siva Anggita mengungkapkan kontribusi anak muda berperan penting guna memberantas tuberkulosis (TB) di Indonesia.

"Mengedukasi satu anak muda itu mengedukasi the whole community, karena ketika ditanya, ketika dia lagi dikasih training nih, dia update di sosial media," katanya dalam diskusi tentang pelibatan anak muda dalam penanggulangan TB yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Siva menjelaskan anak muda yang dinamis dan memiliki banyak lingkar sosialisasi seperti dalam lingkup kampus, pertemanan, hingga keluarga dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya penyakit TB.

Selain itu, sambungnya, kawula muda yang senang menunjukkan eksistensinya di media sosial juga cenderung senang untuk membagikan pengalaman dan pengetahuannya soal TB, sehingga informasi terkait TB dapat bertransmisi ke berbagai lapisan masyarakat.

"Jadi, perputaran informasi pun akan lebih cepat dan lebih luas lagi nih menyebarnya. Ketika pulang, (mereka) menjelaskan ke saudara-saudaranya, ke orang tua-orang tuanya, itu sangat bagus," ujarnya.

Baca juga: Kemenkes khawatir "silent pandemic" dari TBC resisten obat
Baca juga: Kemenkes: Perlu kerja sama untuk mengatasi masalah TBRO di Indonesia


Selain karena mudahnya transmisi informasi yang dapat terjadi, Siva menyebut edukasi soal TB juga penting dilakukan kepada anak muda, terutama anak muda yang berada dalam lingkup Perguruan Tinggi.

Menurutnya, pengetahuan masyarakat Indonesia terkait TB masih terbatas. Bahkan pada tingkat Perguruan Tinggi, dirinya kerap menemukan sejumlah misinformasi soal TB, seperti TB tidak bisa disembuhkan, TB merupakan penyakit genetik, dan pertanda TB yang hanya berupa batuk darah.

"Di situ kami rasa perlu nih edukasi-edukasi, mungkin juga dari lewat komunitas, lewat program-program anak muda yang juga melibatkan langsung teman-teman anak muda untuk memberikan edukasi ke teman-temannya," ucapnya.

Untuk itu, Siva mengajak kepada para pemuda untuk aktif dalam mengedukasi masyarakat soal TB, guna memberantas TB di Indonesia.

Terkait hal tersebut, sebelumnya Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Imran Pambudi menekankan peran penting kemitraan multisektor untuk menuju Indonesia bebas TB.

"Mulai dari pencegahan, promosi kesehatan, sampai ke pemberian akses layanan semuanya dilakukan dengan pelibatan multisektor, sehingga Indonesia banyak menghasilkan catatan baik untuk eliminasi TB dalam beberapa waktu terakhir," kata Imran.

Baca juga: Menkes suarakan praktik baik RI tangani TB di Forum Dialog Filipina
Baca juga: Kemenkes: edukasi penting untuk singkirkan stigma tentang TBC
Baca juga: Kemenkes: Kolaborasi penting guna eliminasi TBC cegah isu multiaspek