New York (ANTARA News) - Kurs dolar melemah terhadap euro pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena pedagang mengharapkan Federal Reserve terus memompa uang murah ke dalam ekonomi AS yang lamban.

Euro diperdagangkan pada 1,3798 dolar pada sekitar 21.00 GMT (Jumat 04.00 WIB), naik dari 1,3776 dolar pada saat yang sama pada Rabu (23/10), lapor AFP.

Sebelumnya euro mencapai puncak 1,3827 dolar, tingkat tertinggi sejak awal November 2011.

Dolar merosot terhadap mata uang Jepang, menjadi 97,29 yen dari 97,39 yen, sementara euro naik menjadi 134,26 yen dari 134,16 yen.

"Greenback terus menderita dari pandangan bahwa Federal Reserve tidak akan mulai mengurangi stimulus moneternya sebelum sekitar akhir kuartal pertama 2014," kata Omer Esiner dari Commonwealth Foreign Exchange.

"Karena harapan untuk normalisasi moneter bisa didorong lebih jauh keluar di waktu mendatang, dolar akan tetap semakin rentan terhadap tekanan jual," katanya.

Euro mengupas kenaikannya setelah indeks pembelian manajer (PMI) Markit Economics yang diawasi ketat menunjukkan aktivitas bisnis zona euro melambat pada Oktober menjadi 51,5 poin dari tingkat tertinggi 27 bulan sebesar 52,2 pada September.

Meskipun data buruk, "euro masih tampak mengesankan terhadap dolar dan sedang didukung oleh pandangan bahwa Federal Reserve AS sekarang tidak akan mengurangi stimulusnya hingga 2014," kata dealer Currencies Direct, Phil McHugh.

Christopher Vecchio, analis mata uang di DailyFX, mengatakan bahwa tanda-tanda pertumbuhan lebih lambat di blok mata uang tunggal memiliki dampak minimal terhadap euro.

"Tampaknya pelaku pasar terpesona oleh gagasan bahwa zona euro tidak jatuh kembali ke dalam resesi meskipun ada tindakan kebijakan sedikit substantif selama beberapa bulan terakhir, baik kebijakan fiskal (pemerintah) atau moneter (Bank Sentral Eropa)," tulis Vecchio dalam sebuah catatan penelitian.

Dolar melemah terhadap pound Inggris, yang dibeli 1,6198 dolar dibandingkan dengan 1,6163 dolar pada Rabu.

Greenback tidak berubah pada 0,8924 franc Swiss.


Penerjemah: Apep Suhendar