New York (ANTARA News) - Harga minyak AS menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB) setelah tiga sesi berturut-turut turun, didorong oleh tanda-tanda pertumbuhan sektor manufaktur di China.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember bertambah 25 sen menjadi ditutup pada 97,11 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP dan Xinhua.

Sementara patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun 81 sen menjadi menetap pada 106,99 dolar AS per barel di perdagangan London.

Harga minyak AS merosot di bawah 100 dolar AS per barel pada Senin (21/10) di tengah laporan tingginya persediaan minyak mentah AS dan jatuh lagi pada Selasa (22/10) setelah laporan pekerjaan AS untuk September lemah.

Kenaikan Kamis "menunjukkan koreksi ini hampir terjadi dengan sendirinya," kata Gene McGillian, pialang dan analis di Tradition Energy.

Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, mengatakan kecenderungan kenaikan harga tidak didasarkan pada fundamental pasokan dan permintaan tetapi pada perasaan bahwa WTI itu "mungkin terkoreksi berlebihan" (turun terlalu banyak) setelah data minyak baru-baru ini.

Di sisi lain, data manufaktur yang lebih baik dari China, konsumen minyak global terbesar kedua, menunjukkan prospek peningkatan permintaan energi.

Data yang diterbitkan oleh HSBC menunjukkan indeks pembelian manajer (PMI) awal sektor manufaktur China untuk bulan ini adalah 50,9, meningkat dari September pada 50,2 dan tingkat tertinggi sejak Maret.

Perkembangan indeks aktivitas manufaktur di pabrik-pabrik China diawasi ketat untuk mengukur kesehatan ekonomi. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan, sementara apa pun di bawah itu mengindikasikan kontraksi.


Penerjemah: Apep Suhendar