Mataram (ANTARA) - UNICEF yang merupakan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berkolaborasi dengan Pemkab Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar lokakarya pembelajaran pemodelan kader posyandu dalam rangka mendukung penurunan stunting dan wasting.

UNICEF Perwakilan NTB dan NTT Ha’i Ragalawa dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu mengatakan kegiatan ini sebagai upaya mendukung pencegahan dan tata laksana balita wasting di Provinsi NTB khususnya Lombok Utara.

"Pemerintah Provinsi NTB dengan dukungan UNICEF mengimplementasikan pendekatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) sejak 2019," katanya.

Ia menjelaskan, s​​​​alah satu kunci keberhasilan upaya pencegahan dan tata laksana balita wasting adalah keterlibatan aktif semua masyarakat, seperti kader posyandu, keluarga, guru PAUD, aparat desa/kelurahan, dan tokoh agama maupun masyarakat, dalam melakukan deteksi dini.

Selain itu, rujukan balita berisiko dan memberikan pendampingan bagi keluarga balita gizi buruk baik selama perawatan dan setelah sembuh agar tidak jatuh ke gizi buruk lagi.

"Pembelajaran dari pemodelan ini, UNICEF bekerja sama dengan Pemda dan SOBAT yang berfokus pada kader posyandu dengan harapan dapat membangun komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung kader posyandu peduli wasting serta memiliki keberlanjutan," katanya.

Baca juga: Cegah "wasting", Lombok Timur gandeng UNICEF lakukan sosialisasi
Baca juga: FKUI beri edukasi tentang anemia dan stunting warga Lombok Barat


Sementara itu Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara Danny Karter Febrianto mengatakan Indonesia menghadapi tiga beban masalah gizi, yaitu gizi kurang, gizi lebih dan kekurangan zat gizi mikro, gizi kurang meliputi wasting (kekurangan gizi akut) yang mencakup gizi kurang dan gizi buruk dan stunting (kekurangan gizi kronis).

"Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menuju prevensi balita wasting di Indonesia meningkat dari 7,1 persen menjadi 8,7 persen," katanya.

Dimana dengan kerja sama UNICEF dengan Pemprov NTB serta Pemda sebagai upaya melaksanakan pemodelan kader posyandu wasting, untuk memperkuat peran kader posyandu melalui pencegahan wasting deteksi denim rujukan, pendampingan pada keluarga, anak gizi buruk yang menjalani sebelum dan pasca perawatan.

“Pembangunan SDM menjadi tugas berat kita bersama yang tidak dapat dilihat dalam waktu dekat, namun akan terlihat untuk masa depan Lombok Utara," katanya.

Menurut Danny, perlu adanya kolaborasi antara semua pihak dalam memastikan anak-anak Lombok Utara mendapatkan pendidikan, kesehatan dan tumbuh kembang yang lebih baik, untuk menjadikan Lombok Utara menjadi Kabupaten yang mampu berdaya saing.

Baca juga: Kepala BKKBN apresiasi inovasi cegah stunting Bakso dan Keris di NTB
Baca juga: Pemkab Lombok Timur libatkan akademisi turunkan stunting
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah minta desa gotong royong tuntaskan kasus stunting