Jakarta (ANTARA) - Bek timnas Indonesia Sandy Walsh menyebut sentilan pemain Vietnam Do Duy Manh beberapa waktu lalu yang mengatakan apakah mereka akan bermain melawan Indonesia atau Belanda adalah bentuk rasa iri.

Rasa iri tim berjuluk The Golden Stars itu karena saat ini Garuda mempunyai banyak pemain keturunan Negeri Kincir Angin berkualitas yang banyak bermain di kompetisi Eropa.

Hal ini dikatakan Do Duy Manh jelang pertemuan kedua tim di kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran kedua melawan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta pada Kamis (21/3) dan di Stadion My Dinh, Hanoi pada Selasa (26/3) mendatang.

Saat ini, jelang pertemuan itu, dalam 26 skuad yang dipanggil pelatih Shin Tae-yong, Indonesia memiliki enam pemain keturunan Belanda yang sedang merumput di Eropa di antararanya Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On di SC Heerenveen (Liga Belanda), Ragnar Oratmangoen di Fortuna Sittard (Liga Belanda), Sandy Walsh di KV Mechelen (Liga Belgia), Jay Idzes di Venezia FC (kasta kedua Italia), Ivar Jenner di JONG FC Utrecht (kasta kedua Belanda),dan Rafael Struick di ADO Den Haag (kasta kedua Belanda).

"Kami semua orang Indonesia. Tentu saja akan ada kritikan, tetapi kami semua orang Indonesia, kami semua satu tim, kami mewakili negara ini. Kami, teman-teman setim saya, kami berjuang bersama," kata Sandy pada sesi jumpa pers jelang laga melawan tim berjuluk The Golden Stars itu di SUGBK, Rabu.

"Mungkin mereka iri karena banyak pemain kami yang bermain di Eropa, tetapi kami punya dan darah Indonesia. Kami pun merasa beruntung karena punya banyak pemain berkualitas yang berkompetisi di Eropa, jadi kami akan menunjukkannya besok," tambahnya.


Baca juga: Shin Tae-yong optimistis lawan Vietnam meski beberapa pemain cedera

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Shin Tae-yong menambahkan bahwa pemain-pemain naturalisasi yang banyak memperkuat klub di kompetisi Eropa dalam timnya itu menambah kekuatan bagi Indonesia.

Ia juga menambahkan bahwa pemain-pemain naturalisasi pilihannya bukan sembarangan dipilih karena harus mempunyai darah Indonesia maksimal dari kakek dan neneknya.

"Intinya, pemain yang dinaturalisasi sudah punya darah Indonesia, untuk itu mereka layak dapat paspor Indonesia dan mereka lyak mengenakan lambang Garuda di dada. Ke depannya, jalan kami masih panjang untuk menjadikan Timnas Indonesia lebih berkembang," kata Shin.

"Para pemain naturalisasi ini, karena bermain di Eropa, tentu akan jadi kekuatan baik bagi Timnas Indonesia. Dengan keberadaan mereka tentu akan membantu pemain-pemain lokal untuk sama-sama berkembang," lanjutnya.

Baca juga: Nadeo tanggapi santai perang urat syaraf dari Vietnam