Kompetisi Losari yang digelar sekaligus menandai berakhirnya program bantuan USAID CCBO bidang pengelolaan sampah selama dua tahun di Kota Makassar.
Baca juga: USAID CCBO tantang 8 entitas binaan lewat Kompetisi Losari
Baca juga: Wali Kota Makassar tata ulang manajemen pengelolaan persampahan
“Sekarang kami telah berhasil menjual sampah dari pulau ke Bank Sampah Pusat (BSP). Meski program ini sudah selesai, sebenarnya ini adalah awal bagi kami untuk bisa memperbaiki pengelolaan sampah di Pulau Barrang Lompo,” kata Barrang Lompo Kurniati .
Selain Barrang Lompo , Nur Leyla selaku Kepala Unit Bank Sampah (BSU) Al Bury memastikan dirinya bersama pengelola lainnya akan melanjutkan pengelolaan sampah rumah tangga yang saat ini terjadi di wilayahnya.
Pasalnya, kata dia, banyak warga yang merasakan dampak ekonomi dari pengelolaan sampah.
“Selain lingkungan kita yang bersih, sudah banyak warga kita yang memanfaatkan sampah sebagai salah satu kantong rezeki dan membantu perekonomian keluarga. Ini merupakan hal baik yang harus dilanjutkan,” kata Leyla yang juga merupakan pemenang Kompetisi Losari.
Berdasarkan data yang dihimpun USAID CCBO, program ini telah berhasil mengurangi 1.561 ton sampah plastik, memulihkan dan memperbanyak 597 ton material sisa pembuangan, serta mengumpulkan 3.582 ton sampah, baik yang pulih maupun tidak.
Pembangunan program sampah ini juga hadir untuk meningkatkan pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah di Kota Makassar. Seperti pelatihan 503 orang dalam berbagai topik antara lain 3R/pengelolaan sampah, K3, serta inklusivitas gender.
Termasuk peningkatan kapasitas 8 TPS3R/Bank Sampah melalui bantuan teknis dan hibah.
Program ini juga mendukung dua kebijakan publik, yaitu rencana induk pengelolaan sampah dan pembentukan tim penilai indeks kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto juga mengapresiasi USAID CCBO yang membantu Pemerintah Kota Makassar dalam menangani sampah.
Danny sapaan Moh Ramdhan Pomanto mengungkapkan keinginannya menata ulang pengelolaan sampah Kota Makassar.
“Retribusi sampah kategori dunia usaha dan industri perlu mendapat intervensi karena potensinya cukup besar dibandingkan sampah kategori rumah tangga,” ujarnya.
Karena itu, Danny mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyadarkan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan berani memilah sampah untuk diolah.
Baca juga: Siswa SMPN 29 Makassar olah limbah sampah menjadi Ecobrik
Baca juga: Ancora Foundation dan akademisi edukasi masyararkat kelola sampah