Seoul (ANTARA) - Badan statistik Korea Selatan pada Selasa mengumumkan jumlah pernikahan di negara itu pada 2023 masih di bawah angka 200.000, tetapi meningkat untuk pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir.

Sekitar 194.000 pasangan tercatat menikah di Korsel pada 2023, meningkat 1 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan terakhir dalam jumlah pernikahan di negara itu terjadi pada 2011.

“Peningkatan pada tahun lalu terjadi karena semakin banyak pasangan yang menikah pada paruh kedua 2022 hingga paruh pertama 2023 setelah mereka menunda pernikahan pada awal pandemi COVID-19,” kata seorang pejabat Statistik Korea.

Badan itu mencatat bahwa pada 2022, Korsel mengalami rekor terendah dengan 192.000 pernikahan. Angka itu mengalami penurunan bertahap selama beberapa dekade terakhir dari 435.000 pada 1996 menjadi di bawah 400.000 pada 1997, dan di bawah 200.000 pada 2021.

Tidak hanya jumlah pernikahan yang meningkat, jumlah warga Korsel yang menikah dengan warga negara asing juga melonjak 18,3 persen menjadi 20.000 pada 2022.

Angka itu menunjukkan bahwa 1 dari setiap 10 pernikahan di Korsel pada 2022 merupakan pernikahan antarbangsa.

Usia rata-rata pria yang menikah pertama kali mencapai angka tertinggi sepanjang masa, yaitu 34 tahun pada 2023 atau naik 0,3 tahun dari tahun sebelumnya. Usia pengantin juga meningkat 0,2 tahun ke rekor baru 31,5 tahun.

Jumlah pasangan yang bercerai turun 0,9 persen menjadi 92.000 pada 2023, penurunan dalam empat tahun berturut-turut. Sebaliknya, jumlah pasangan antarbangsa yang bercerai meningkat 5,1 persen menjadi 6.000.

Data-data terbaru itu diumumkan di tengah tingkat kelahiran yang sangat rendah di Korsel.

Tingkat kesuburan, yang merupakan angka perkiraan rata-rata jumlah kelahiran yang dialami seorang perempuan sepanjang hidupnya, turun ke rekor terendah 0,65 pada kuartal keempat 2023.

Jumlah bayi yang lahir di Korsel pada 2023 turun 7,7 persen menjadi 229.970, yang merupakan angka terendah sepanjang masa.

Penurunan angka kelahiran terus terjadi selama beberapa tahun terakhir. Pada 2017, angkanya berada di bawah 400.000 untuk pertama kalinya, pada 2000 di bawah 300.000, dan pada 2022 di bawah 250.000.

Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: Presiden Korsel: izin medis tak boleh dijadikan alat melawan rakyat
Baca juga: Presiden Yoon ajak para dokter dialog atas reformasi medis pemerintah