Jakarta (ANTARA News) - Realisasi investasi pada Juli hingga September 2013 menembus angka Rp100 triliun, merupakan angka tertinggi dan mencatat sejarah sebagai investasi terbesar untuk periode triwulanan.

"Ini pertama kalinya Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai angka Rp100 triliunan pada periode kuartalan," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Realisasi investasi proyek penanaman modal pada triwulan III pada tahun 2013 mencapai Rp100,5 triliun, yang jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012 lalu mengalami kenaikan sebesar 22,9 persen dari Rp81,8 triliun.

"Dengan angka yang cukup tinggi tersebut, bukan hanya pertumbuhannya saja yang harus dijaga, akan tetapi juga keberlanjutannya," ujar Mahendra.

Investasi PMA masih mendominasi investasi di Indonesia meskipun untuk realisasi PMDN juga menunjukkan peningkatan porsi yang sangat baik.

Nilai investasi asing pada triwulan III tersebut mencapai Rp67 triliun, atau naik 18,4 persen dari investasi pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp56,6 triliun.

Sementara untuk investasi PMDN pada triwulan III 2013 mencapai Rp33,5 triliun, atau naik 32,9 persen dari nilai investasi pada periode yang sama di tahun 2012 sebesar Rp25,2 triliun.

Mahendra menambahkan, pencapaian tersebut merupakan pencapaian yang tinggi dan stabil dan diharapkan mampu menopang perekonomian nasional.

"Selain itu, perbandingan antara PMDN dan PMA juga menarik dimana tercatat PMDN mencapai setengah dari PMA," kata Mahendra.

Berdasarkan sektor usaha, investasi PMDN dengan nilai terbesar adalah investasi di sektor listrik, gas dan air yang mencapai Rp15,6 triliun, industri makanan sebesar Rp4 triliun, konstruksi sebesar Rp3,6 triliun, industri kimia dasar barang kimia dan farmasi sebesar Rp2,4 triliun dan industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sebesar Rp1,4 triliun.

Sementara investasi PMA yang terbesar adalah di sektor pertambangan yang mencapai 1,4 miliar dolar AS, industri alat angkutan dan transportasi lainnya sebesar 0,9 miliar dolar, industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik sebesar 0,9 miliar dolar, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi sebesar 0,8 miliar dolar, dan industri makanan 0,5 miliar dolar.